KLATEN – Konsumen wajib berhati-hati saat membeli mobil bekas, terutama melalui media sosial atau platform daring. Pasalnya, ada potensi penipuan dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang cukup tinggi.
Seringkali, penjual nakal memasang iklan dengan harga murah untuk menarik perhatian konsumen, sehingga iklan tersebut menjadi sorotan banyak orang.
Konsumen perlu waspada jika penjual menolak untuk bertemu atau memberikan berbagai alasan untuk menghindarinya. Seharusnya, penjual bersedia menemui konsumen yang ingin melihat unitnya secara langsung.
Ilustrasi mobil bekas taksi.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel dan showroom mobil bekas di Yogyakarta, menjelaskan bahwa banyak skema nakal dari penjual mobil yang ditemukan di lapangan, khususnya di platform daring.
“Potensi penipuan saat membeli mobil bekas secara daring sangat besar, sehingga konsumen harus berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh tawaran harga yang murah,” ucap Hardi.
Hardi menekankan pentingnya memastikan bahwa pemasang iklan bukanlah penipu atau perantara yang hanya mengambil gambar dan video dari orang lain untuk menjual.
Ilustrasi test drive mobil bekas.
Hardi menyatakan bahwa konsumen sering kali tertipu oleh skema ini karena pengiklan biasanya menyajikan testimoni yang terlihat kuat dari pembeli sebelumnya, baik di toko maupun secara pribadi.
“Namun, tidak ada jaminan bahwa gambar atau video testimoni tersebut merujuk pada lapak yang dimaksud; penipu bisa jadi hanya mengambil konten dari penjual mobil yang legitimate,” ucap Hardi.
Oleh karena itu, jika penjual menolak untuk bertemu, konsumen sebaiknya menunda transaksi karena ada potensi kecurangan atau penipuan.
