JAKARTA – Kecelakaan fatal terjadi di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Barat, Selasa (10/9/2024). Insiden ini melibatkan truk kontainer dan mobil Toyota Avanza yang tertimpa peti kemas.
Kejadian bermula ketika truk kontainer yang datang dari arah Rantauprapat tidak mampu menanjak di kawasan Sibayak, Kecamatan Air Batu. Truk tersebut kemudian mundur dan peti kemas yang dibawanya jatuh menghantam Toyota Avanza yang berada di belakangnya.
“Truk kontainer itu mengalami mundur di tanjakan, sehingga menghantam mobil Toyota Avanza yang berada tepat di belakangnya. Tiga orang meninggal dunia di tempat, sementara satu penumpang selamat,” ucap Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Asahan AKP Dwi Himawan Chandra, dikutip dari berbagai sumber.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana kembali mengingatkan saat berkendara dekat kendaraan besar, hal yang paling tepat adalah menjaga jarak aman. “Berapa meter jaraknya? Tergantung panjang dan sudut tanjakan. Usahakan truk tersebut sudah ada di table top atau ujung tanjakan yang rata baru kendaraan di belakangnya mengikuti. Skema ini memang aneh, tapi itu yang terjadi, karena banyaknya truk yang tidak terawat dan overload,” kata Sony.
Menurut Sony, jika ada pengemudi yang tidak menjaga jarak aman dengan truk perlu dipertanyakan ilmu berkendaranya. “Karena kita tahu bahayanya jika berada dekat truk, blindspot-nya besar dan sering kali gagal nanjak dan melorot mundur saat di tanjakan, dan juga sebaliknya di turunan,” ucapnya. Sony juga mengingatkan pengemudi untuk selalu membiasakan diri melihat kondisi pergerakan truk. Sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bisa segera mengambil sikap untuk menghindar.
Sementara itu, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, ada tiga faktor yang bisa menyebabkan truk gagal menanjak dan terguling, yakni karena faktor kendaraan, manusia, dan jalan.
Pada faktor kendaraan, torsi dari tractor head (kepala truk) tidak memadai dengan kontainernya (trailer). Misalnya, kontainer 40 feet harus ditarik dengan tractor head 3 axle.
“Kalaupun menggunakan truk yang tepat, jika beban dari kontainernya berlebihan (overloading), bisa tidak kuat dipakai menanjak. Hal ini disebabkan power to weight ratio mesin tidak memadai,” ucap Wildan. Kemudian untuk faktor manusia, bisa saja truk punya torsi yang memadai, namun saat menanjak, pengemudi tidak memanfaatkan torsi maksimal, bisa saja giginya masih di posisi tinggi atau telat oper ke gigi rendah.
“Bisa juga jika sudah gigi rendah, tetapi pengemudi menginjak pedal gas terlalu dalam dan tidak memperhatikan tachometer (penunjuk rpm mesin). Efeknya mesin malah kehilangan tenaga atau power loss,” kata Wildan. Faktor terakhir adalah jalan, di mana lintasan pendakian yang tidak sesuai (terlalu panjang), sehingga sangat berisiko terhadap kendaraan berat.