– Gus Miftah tampaknya belum jera dengan kasusnya yang menghina penjual es teh, hingga harus mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden.
Pada acara pengajian terbarunya, Gus Miftah kembali menggunakan kata-kata kurang pantas saat berceramah.
Salah satunya, ketika Gus Miftah berbicara tentang perlunya mandi wajib setelah kencing dan berhubungan intim hingga keluarnya air mani.
Gus Miftah menyatakan bahwa air mani bukanlah sesuatu yang najis, tetapi seseorang diwajibkan untuk mandi setelah mengeluarkannya karena frekuensinya tidak sebanding dengan kencing yang bersifat najis.
“Mani itu enggak najis, tapi wajib mandi. Kencing najis, tapi enggak wajib mandi. Karena, keluarnya kencing itu lebih sering daripada mani,” ungkapnya.
Setelah menjelaskan hal tersebut, Miftah Maulana meminta jemaahnya membayangkan situasi jika Islam mewajibkan umatnya mandi besar setiap kali buang air kecil.
Gus Miftah menggambarkan kondisi ibu-ibu yang sudah tua dan sering buang air kecil, yang akan kesulitan karena harus sering mandi wajib.
“Kalau kencing itu wajib mandi, bayangkan. Misalkan ibu-ibu sudah tua dan beser, tiap kali kencing harus keramas. Apalagi yang anyang-anyangan, pasti enggak sempat pakai baju,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Miftah juga sempat menyinggung suara desahan perempuan saat kencing. Menurutnya, suara tersebut berbeda antara perempuan yang masih perawan dan yang sudah tua.
“Perempuan kalau kencing itu suaranya bikin enggak kuat. Yes, yes kan dari yang masih rapet. Kalau yang sudah tua, ya beda, pyuh. Kalau yang perawan ya yes, kalau yang sudah tua kan hesss,” jelasnya.
Saat Gus Miftah minum kopi di tengah ceramah, ia juga mengeluarkan candaan tentang suara desahan perempuan.
Gus Miftah menyatakan bahwa biasanya setelah minum kopi, seseorang cenderung mengeluarkan suara yang mirip dengan desahan perempuan.
“Ngopi dulu. Ngopi kok gerrr, ngopi ki ah. Apa bedanya kopi dengan istri?” tanyanya sambil tertawa.