Kehidupan modern yang semakin kompleks membuat isu kesehatan mental semakin penting di Indonesia. Pola hidup yang penuh tekanan, baik dari lingkungan pekerjaan, keluarga, maupun sosial, sering kali menciptakan beban mental.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan 1 dari 8 orang di dunia mengalami gangguan kesehatan mental. Berdasarkan riset tersebut, Kementerian Kesehatan memperkirakan sekitar 30 juta-32 juta orang Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.
Guru meditasi dan praktisi energi Bunda Arsaningsih, CPSH., menawarkan pendekatan unik pemahaman karma atau takdir untuk meningkatkan kesejahteraan mental, emosional, dan spiritual masyarakat. Konsep ini menjadi bagian penting dalam acara Temu Wicara Bedah Karma Indonesia, yang diinisiasi oleh Yayasan Cahaya Cinta Kasih.
Temu Wicara Bedah Karma Indonesia di Jakarta Convention Centre pada 14 Desember 2024 ini menarik lebih dari 3.000 orang. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan sebagai “Temu Wicara Bedah Karma Indonesia dan Meditasi Renungan Jiwa untuk Kesehatan Mental dengan Peserta Terbanyak”.
Bunda Arsaningsih menggunakan dua pendekatan SOUL (Spirit of Universal Life) dalam mengajak peserta memahami karma/takdir. Pertama, pengukuran radiasi energi dengan SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation). Kedua, meditasi SOUL Reflection, yaitu meditasi refleksi/berkesadaran terhubung dengan kekuatan Tuhan.
Dalam acara ini, Bunda Arsaningsih bersama dr. Rastho Mahotama mengajak peserta mengeksplorasi hubungan antara tindakan masa lalu dan dampaknya pada kehidupan saat ini. Ada empat aspek utama yang dibahas terkait karma masa lalu, yaitu kesehatan, hubungan sosial, kemakmuran, dan spiritualitas.
Peserta diajak memahami karma dan takdir, tidak hanya di tingkat pribadi, tetapi juga terkait karma kolektif yang terakumulasi dari trauma sosial, ekonomi, dan politik dari kehidupan bermasyarakat di masa lalu. Proses sejarah yang panjang membuat empat aspek kehidupan bangsa Indonesia tidaklah baik-baik saja. Banyak rekaman buruk yang mempengaruhi kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
Berdasarkan pengukuran SOUL Meter, Bunda Arsaningsih menyatakan bahwa rekaman buruk di Indonesia mencakup peperangan, keinginan untuk berkuasa selamanya, keserakahan, hingga hukum yang tidak adil.
Melalui meditasi Soul Reflection yang dipandu Bunda Arsaningsih, ribuan peserta diajak membersihkan rekaman buruk tersebut.
“Dengan mengikuti meditasi Soul Reflection bersama-sama, kita bisa berkontribusi untuk mengubah energi dengan cara pemurnian dan pembersihan rekaman buruk di Indonesia,” kata Bunda Arsaningsih di Jakarta Convention Centre, 14 Desember 2024.
Perubahan pola energi masa lalu bangsa Indonesia dipercaya akan membawa dampak positif bagi kesehatan mental, emosional, dan spiritual masyarakat. Setelah pembersihan rekaman buruk, Bunda Arsaningsih juga mengajak peserta untuk memetakan pola energi Indonesia yang baik sebagai negara yang damai, sejahtera, makmur, dan berkelimpahan. Hal ini diperlukan untuk mencapai misi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju yang damai dan makmur.
Sebelum Bedah Karma Indonesia, Bunda Arsaningsih juga menggelar acara serupa di berbagai kota besar seperti Denpasar, Mataram, Badung, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung, dengan total peserta mencapai 4.500 orang.