BeritaKesehatan

Serba-serbi Kanker Payudara, Penyakit yang Dialami Puput Novel Sebelum Meninggal Dunia

×

Serba-serbi Kanker Payudara, Penyakit yang Dialami Puput Novel Sebelum Meninggal Dunia

Share this article
Serba-serbi Kanker Payudara, Penyakit yang Dialami Puput Novel Sebelum Meninggal Dunia

Mantan penyanyi cilik Puput Novel meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan, pada Minggu malam (8/9/2024). Penyakit apa yang mengakhiri hidup Puput Novel?

Baginda Jaya, adik kandung Puput, menyebut bahwa kakaknya sudah berjuang melawan penyakit kanker payudara sejak tahun 2021. Perawatan medis yang dijalani sempat membuat kondisi Puput membaik di tahun berikutnya, mendorongnya untuk ikut terjun ke dunia politik. Namun, dalam sebulan terakhir, kondisinya memburuk akibat komplikasi yang menyerang paru-paru dan jantung.

“Kami pikir kondisinya akan semakin baik. Namun, pada Agustus 2024, kondisinya mendadak drop. Kesehatannya menurun dengan cepat, terutama karena ada komplikasi di paru-paru, liver, dan jantung. Komplikasi di paru-paru jadi yang paling utama karena itu menyebabkan kesulitan bernapas, yang juga membuat kerja jantung semakin berat,” ujar Baginda di kediaman Puput Novel, Senin (9/9/2024).

Serba-serbi Kanker Payudara

Mengacu pada informasi dari Mayapada Hospital, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum di Indonesia, dengan angka kematian yang masih sangat tinggi. Salah satu penyebab tingginya angka kematian ini adalah banyak penderita yang baru terdiagnosis saat penyakit sudah berada di stadium lanjut, di mana peluang kesembuhan menurun secara drastis.

Padahal, jika kanker payudara terdeteksi sejak dini, angka kesembuhan bisa meningkat secara signifikan. Ini menjadikan kesadaran akan deteksi dini atau skrining berkala sangat penting, terutama bagi perempuan. Mari kita simak lebih dalam mengenai gejala, faktor risiko, dan langkah pencegahan kanker payudara yang perlu diketahui.

1. Gejala Awal Tidak Selalu Benjolan

Kanker payudara terjadi ketika sel-sel dalam jaringan payudara tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, membentuk tumor yang bisa menyerang jaringan di sekitarnya serta menyebar ke organ lain (metastasis). Menariknya, gejala awal kanker payudara tidak selalu muncul dalam bentuk benjolan besar di payudara.

Menurut dr. Bajuadji, Sp.B (K) Onk, MARS dari Mayapada Hospital Tangerang, beberapa kasus kanker payudara bahkan tidak menunjukkan gejala yang jelas. “Gejala awal bisa berupa benjolan kecil sebesar biji kacang di ketiak, atau bahkan tidak ada gejala sama sekali. Oleh karena itu, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali bentuk dan kondisi payudara mereka sendiri,” jelasnya.

Perubahan yang tidak biasa pada payudara, seperti benjolan, nyeri, perubahan pada puting, atau perubahan pada kulit di area payudara perlu diwaspadai. Bahkan benjolan sekecil biji kacang yang terasa di ketiak bisa menjadi tanda awal kanker payudara. Selain itu, puting yang mengeluarkan cairan, baik berupa darah atau cairan lainnya, juga harus segera dikonsultasikan dengan dokter.

2. Waspada Faktor Genetik

Dr. Jemmy Sasongko, Sp.B (K) Onk dari Mayapada Hospital Surabaya, menjelaskan bahwa meskipun penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, mutasi gen BRCA merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker payudara.

Fakta menarik, tes gen BRCA kini sudah tersedia di Indonesia, memungkinkan deteksi risiko dini bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker.

Sekitar 12 persen perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara sepanjang hidupnya. Namun, bagi mereka dengan mutasi gen BRCA1, risiko tersebut melonjak menjadi 55-65 persen sebelum usia 70 tahun. Mutasi gen BRCA2 juga menempatkan perempuan pada risiko 45 persen untuk terkena kanker sebelum usia 70 tahun. Oleh karena itu, mengetahui dan memeriksa riwayat keluarga dengan kanker sangat penting.

3. Gaya Hidup dan Risiko Kanker Payudara

Selain faktor genetik, gaya hidup juga berperan dalam meningkatkan risiko kanker payudara. Obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta paparan radiasi—termasuk terapi radiasi pada area dada—merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Tak hanya perempuan, pria pun dapat mengalami kanker payudara, meskipun kasusnya sangat jarang.

Usia menjadi salah satu faktor risiko utama, dengan perempuan berusia di atas 50 tahun lebih rentan terkena kanker payudara. Namun, kanker payudara juga bisa menyerang perempuan di bawah usia 40 tahun, meskipun jumlahnya lebih sedikit. Sayangnya, kasus pada usia muda cenderung lebih agresif dan kompleks, karena harus mempertimbangkan aspek kesuburan dan psikososial.

4. Pentingnya Deteksi Dini dan Skrining Rutin

Melihat betapa kompleks dan berbahayanya kanker payudara, deteksi dini menjadi langkah pencegahan terbaik. Dengan melakukan skrining secara rutin, peluang untuk mendeteksi kanker pada tahap awal, di mana peluang penyembuhan masih tinggi, semakin besar. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasakan perubahan yang tidak biasa pada payudara Anda.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *