Selebgram Richard Lee Menanggapi Tuduhan Penjualan Skincare Berbahaya
Dokter kecantikan Richard Lee tegas menjawab tudingan mengenai penjualan produk skincare yang mengandung bahan berbahaya. Ia menyatakan bahwa semua itu tidak benar.
“Itu hoaks,” ujar Richard Lee dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Minggu (1/9/2024).
Richard Lee juga merespon kabar yang menyebut bahwa produk skincare buatannya disita oleh BPOM karena mengandung zat berbahaya.
“Produk saya tidak pernah disita BPOM. Saya tegaskan lagi, produk saya tidak pernah disita BPOM,” kata Richard Lee.
Alih-alih bermasalah dengan BPOM, Richard Lee justru dipercaya oleh lembaga tersebut untuk memberikan edukasi mengenai produk kecantikan yang aman untuk digunakan.
“Tahun ini, saya banyak kerja sama dengan BPOM. Saya juga diundang langsung oleh BPOM untuk memberikan edukasi,” jelas Richard Lee.
Richard Lee pun mengecam keras orang-orang yang menyerangnya melalui hoaks tentang penjualan produk kecantikan berbahaya.
“Ini sudah kelewatan. Kenapa setiap kali saya memberikan edukasi tentang skincare abal-abal atau BPA, pasti beberapa hari kemudian muncul kejadian seperti ini. Seolah sudah menjadi template,” ungkap Richard Lee.
Menariknya, orang-orang yang menyebar rumor tersebut bukan berasal dari pihak yang produknya mendapat ulasan negatif dari Richard Lee.
“Ketika ada skincare abal-abal yang memiliki etiket biru, yang pernah saya viralkan, pernahkah mereka melapor ke polisi? Tidak ada, kan?” kata Richard Lee.
Richard Lee juga menegaskan akan menempuh jalur hukum terhadap para penyebar hoaks tentang dirinya.
“Kali ini, saya tidak akan diam. Saya akan laporkan semuanya ke polisi,” tegas Richard Lee.
Sebagaimana diketahui, klinik kecantikan Athena milik Richard Lee telah diadukan ke BPOM oleh Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran (BPI KPNPA) RI.
Mereka menyoroti salah satu produk kecantikan keluaran Athena yang memiliki kandungan DNA Salmon. Produk tersebut dianggap berbahaya karena pengaplikasiannya dilakukan menggunakan jarum suntik dan berpotensi disalahgunakan.
