KLATEN – Coolant adalah cairan pendingin yang digunakan dalam mesin mobil. Panas yang dihasilkan oleh komponen mesin akan diserap oleh coolant dan kemudian dipindahkan ke area radiator untuk dilepas.
Informasi tentang suhu coolant sangat penting bagi electric control module (ECU), yang berfungsi mengatur kinerja sistem pendingin mesin secara otomatis.
Pengemudi juga perlu memperhatikan suhu coolant melalui indikator yang terdapat pada panel instrumen atau MID.
Menurut Muchlis, pemilik bengkel spesialis Toyota Mitsubishi Garasi Auto Service Sukoharjo, beberapa mobil masih dilengkapi dengan indikator suhu coolant. Ini memungkinkan konsumen untuk memantau suhu tersebut selama perjalanan.
“Dengan memantau suhu coolant, pengemudi dapat mencegah terjadinya kerusakan pada mesin akibat panas berlebih. Apabila terjadi kenaikan suhu yang tidak wajar, kemungkinan ada masalah pada sistem pendingin,” ucap Muchlis.
Muchlis menambahkan bahwa mengoperasikan mobil tanpa sistem pendingin yang memadai dapat menyebabkan mesin overheat. Semakin berat beban mesin, seperti saat menanjak atau melaju dengan kecepatan tinggi, suhu coolant akan cenderung meningkat.
“Jika suhu coolant melebihi batas normal, pengemudi sebaiknya menepi untuk menghentikan kendaraan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih serius pada komponen mesin,” jelasnya.
Hardi Wibowo, pemilik Aha Motor Yogyakarta, juga menjelaskan bahwa mesin mobil bisa mengalami kerusakan parah tanpa sistem pendingin yang baik. “Ketika terjadi overheat, bagian-bagian seperti piston, kepala silinder, dan blok mesin dapat berubah bentuk, menyebabkan mesin macet. Bahkan, kepala silinder dan blok mesin bisa melengkung, dan lengan piston bisa patah, merusak blok mesin,” ungkap Hardi.
Dengan demikian, memantau indikator suhu coolant saat berkendara sangat penting untuk mengantisipasi kerusakan pada komponen mesin akibat suhu yang berlebihan.