Hipertensi Kehamilan: Masalah Serius yang Perlu Diwaspadai
Hipertensi yang terjadi selama kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang harus diwaspadai oleh para ibu hamil. Menurut data SRS Litbangkes (2016) yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hipertensi pada masa kehamilan menjadi penyebab utama kematian ibu hamil di Indonesia, mencapai 33%.
Kondisi ini tidak hanya membahayakan nyawa ibu, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, kerusakan organ, hingga placental abruption.
“Hipertensi saat kehamilan sering kali terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Namun, hal ini dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat,” jelas dr. Carlinda Nekawaty, seorang ahli medis.
A. Ciri-Ciri dan Gejala Hipertensi Kehamilan
Hipertensi kehamilan sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, namun beberapa ciri yang perlu diwaspadai meliputi:
- Peningkatan tekanan darah di atas 140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu.
- Pembengkakan yang tidak biasa pada tangan, kaki, atau wajah.
- Sakit kepala yang persisten.
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau sensitif terhadap cahaya.
- Nyeri di bagian atas perut atau sekitar tulang rusuk.
- Penurunan jumlah urin.
Jika gejala-gejala tersebut muncul, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
B. Penyebab dan Risiko Hipertensi Saat Kehamilan
Hipertensi kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Riwayat Kesehatan: Riwayat hipertensi kronis atau hipertensi kehamilan sebelumnya.
- Kehamilan Pertama: Ibu yang baru pertama kali hamil memiliki risiko lebih tinggi.
- Usia Ibu: Kehamilan pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Pola makan tinggi garam, kurang aktivitas fisik, dan obesitas.
- Kehamilan Ganda: Mengandung bayi kembar atau lebih.
Risiko hipertensi kehamilan meliputi:
- Eklampsia: Komplikasi berat yang dapat menyebabkan kejang.
- Restriksi Pertumbuhan Janin: Bayi mungkin tidak tumbuh sesuai usia kehamilan.
- Persalinan Prematur: Kelahiran sebelum waktu yang seharusnya.
- Placental Abruption: Plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya, yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
C. Pencegahan Melalui Gaya Hidup Sehat
Dr. Carlinda memberikan beberapa tips untuk mencegah hipertensi saat hamil. Tips ini sangat mudah diikuti dan bisa dilakukan siapa pun:
- Pola Makan Sehat: dengan mengurangi asupan garam.
- Perbanyak konsumsi makanan kaya nutrisi seperti:
- Kalium: ditemukan dalam pisang, kentang, dan bayam.
- Magnesium: terdapat pada sayuran, kacang, dan biji-bijian.
- Protein tinggi.
- Olahraga Ringan:
- Yoga prenatal, jalan kaki, dan berenang dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Dianjurkan untuk ibu hamil berolahraga setidaknya 30 menit sehari dengan intensitas ringan hingga sedang.
- Rutin Melakukan Kontrol Antenatal: Lakukan pemeriksaan kehamilan minimal tiga kali selama masa kehamilan di fasilitas kesehatan.
Sebagai bagian dari dedikasi terhadap kesehatan masyarakat, ada upaya untuk mengembangkan solusi medis yang berfokus pada pencegahan hipertensi saat kehamilan.
“Kami percaya bahwa kesehatan ibu hamil adalah investasi masa depan bangsa. Oleh karena itu, kami tidak hanya berkomitmen untuk menyediakan produk kesehatan berkualitas tinggi, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi kesehatan,” ungkap seorang Direktur Utama di industri farmasi.