BeritaKesehatan

Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19

×

Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19

Share this article
Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19

Penyebaran cacar monyet atau Mpox di banyak negara cukup mengkhawatirkan. Namun, para pakar menilai situasinya dianggap berbeda dari ketika dunia menghadapi Covid-19 empat tahun lalu.

Walau begitu, terdapat urgensi untuk merespons Mpox dan melakukan pencegahan, terutama karena kasus-kasus dari cabang baru yang mungkin lebih mudah menular.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan, sejak 2002 hingga 2024, sudah ada 88 kasus Mpox yang teridentifikasi.

Mpox adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus cacar monyet dan bisa mengakibatkan berbagai gejala, mulai dari demam, nyeri otot, hingga muncul lesi kemerahan di kulit.

Dalam laporan WHO, penularan Mpox saat ini mulai meningkat dengan adanya varian baru, clade 1b dari virus cacar monyet. Virus ini mengakibatkan penularan menjadi semakin mudah dengan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Walau begitu, WHO menyebutkan bahwa wabah ini bukanlah Covid-19 yang baru karena para ahli sudah cukup banyak mengetahui tentang virusnya dan cara pengendaliannya.

Sejumlah pakar juga menilai tidak perlu dibuat peringatan seperti situasi Covid-19.

“Orang-orang tidak perlu diberi peringatan akan terjadi lagi situasi seperti Covid-19 karena Mpox,” kata pemimpin WHO di Eropa, Dr. Marc-Alain Widdowson.

Ia menilai, Covid-19 adalah virus pernapasan, sedangkan Mpox “agak sulit” menular karena memerlukan kontak kulit antarmanusia.

“Butuh kontak cukup lama dalam skala tertentu untuk terjadi penularan, seperti hubungan seks yang saat ini jadi model penularan utama di Eropa,” katanya, seperti dikutip.

Selain itu, penularan lewat kontak kulit itu juga baru bisa terjadi saat seseorang berada di fase akut infeksi Mpox, terutama saat muncul luka sariawan di mulut, sehingga bisa menyebarkan virus lewat droplet dalam kontak erat.

Juru bicara WHO, Tarik Jaservic, juga mengatakan tidak diperlukan penggunaan masker.

“Kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal. Kami menyarankan penggunaan vaksin saat terjadi wabah hanya pada kelompok yang paling berisiko,” katanya.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *