KLATEN – Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mobil sebaiknya sebanding dengan tenaga dan performanya. Namun, jika tenaga mobil lemah disertai boros BBM, hal ini tidaklah wajar.
Mobil wajib dirawat dengan baik demi menjaga performanya tetap optimal. Kerusakan pada beberapa komponen dapat menyebabkan tenaga mobil melemah dan berdampak pada konsumsi BBM yang lebih boros.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta, menyatakan bahwa tujuan perawatan rutin adalah memastikan performa mobil tetap baik.
“Dalam proses tune up, beberapa komponen penting yang mendukung kesempurnaan pembakaran perlu diperiksa fungsinya. Jika tidak dapat bekerja dengan optimal, maka sebaiknya diperbaiki atau diganti jika rusak,” ujar Hardi.
Hardi menjelaskan bahwa rangkaian sistem pengapian seperti busi, koil, harness, dan engine control module (ECM) semua harus berfungsi dengan baik untuk mendukung kesempurnaan pembakaran.
“Sebagai contoh, jika busi tidak mampu menghasilkan percikan api dengan baik, dampaknya bisa menyebabkan tenaga mobil lemah dan konsumsi BBM menjadi boros akibat pembakaran yang tidak sempurna,” tambahnya.
Mobil yang sudah turun mesin butuh perawatan lebih intensif.
Menurut Hardi, penyebab percikan api yang tidak optimal dapat dipengaruhi oleh koil, harness, dan ECM. Oleh karena itu, perlu diperiksa dengan teliti untuk mengetahui penyebabnya.
“Mobil juga bisa menjadi boros BBM akibat kerusakan komponen lain seperti mass air flow (MAF) sensor, Oxygen Sensor, ring piston, injektor, dan komponen lainnya. Kesempurnaan pembakaran dipengaruhi oleh banyak faktor,” ungkap Hardi.
Oleh karena itu, jika setiap komponen yang mendukung suplai BBM, udara, pengapian, dan kompresi mengalami kerusakan, dapat menyebabkan tenaga mesin melemah dan akhirnya mengakibatkan boros BBM.
