Saraf kejepit dan masalah struktur tubuh sering kali menjadi penyebab nyeri kronis yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cedera, postur tubuh yang buruk, hingga degenerasi sendi.
Saraf terjepit adalah kondisi di mana terjadi tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan-jaringan di sekitarnya, seperti jaringan tulang dan otot. Gangguan saraf ini dapat terjadi di seluruh bagian tubuh termasuk tulang belakang, pergelangan tangan, dan lainnya. Tanda yang paling umum dirasakan adalah rasa nyeri terpusat di area tubuh terkait.
Penyebab saraf terjepit atau kecetit bisa karena berbagai faktor, antara lain usia, kebiasaan sehari-hari, hingga kondisi medis tertentu. Pengobatannya pun tak bisa dilakukan secara sembarangan, mengingat tindakan yang kurang tepat dapat meningkatkan risiko kerusakan permanen pada saraf.
Salah satu metode penanganan saraf kejepit diperkenalkan oleh Erika Halim, seorang beauty terapis sekaligus pemilik Igorgeous Studio dan Genqi Indonesia. Ia memperkenalkan metode pengobatan dengan terapi genqi yang berasal dari China untuk membantu mengatasi beberapa penyakit melalui metode akupunktur tanpa jarum, yang merupakan perpaduan TCM (traditional Chinese Medicine) dengan budaya barat.
“Banyak pasien berkunjung karena permasalahan struktur badan yang bermasalah atau juga saraf kejepit. Rata-rata mereka pasien paruh baya yang merasakan nyeri mulai dari bagian punggung, kaki dan juga tangan,” kata Erika Halim, saat ditemui di klinik Genqi Indonesia cabang Mampang, Jakarta Selaran.
Menurutnya, jika masalah saraf kejepit dan struktur tubuh tidak diselesaikan dengan cepat, bisa menimbulkan efek fatal seperti serangan stroke dan mempengaruhi organ tubuh lainnya, misalnya fungsi liver, pencernaan, dan organ vital lainnya.
Ia juga mengatakan bahwa saraf tidak bisa berfungsi dengan normal ketika mendapatkan tekanan berlebih dari jaringan di sekitar. Oleh karena itu, muncul rasa nyeri yang menjadi indikasi terjadinya saraf terjepit.
Selain itu, faktor obesitas dan bertambahnya usia juga dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit. Faktor lainnya meliputi cedera lama, mengangkat beban berat, jarang berolahraga, atau aktivitas kerja kantoran dengan frekuensi duduk yang terlalu lama juga menjadi penyebab terjadinya gangguan tersebut.
“Saya menangani pasien saraf kejepit dan juga lainnya menggunakan alat Genqi. Jadi pasien merasakan akupuntur tanpa jarum, perpaduan tradisional Chinese medicine dengan teknologi barat, pengobatan menggunakan frekuensi untuk memasukkan “Qi” dalam tubuh,” jelasnya.
Alat yang digunakannya akan mendeteksi dan memperbaiki bagian tubuh yang terasa sakit, seperti kesemutan atau kebas, dan otot yang melemah akibat saraf terjepit.
“Jadi tubuh kita akan memberikan sinyal saat memiliki masalah atau gangguan, dan genqi ini bisa membantu mendeteksinya. Pasien umumnya akan di-treatment dengan genqi akupuntur selama 40 menit hingga 1 jam dengan level yang dinaikkan secara berkala, tergantung keluhan dan masa pengobatan,” ujar Erika yang pernah mengecap pendidikan di Malaysia dan China.
Untuk masalah gejala stroke, Erika menyebutkan bahwa terapi Genqi sangat efisien dan bermanfaat dalam memberikan kestabilan bagi pasiennya. Meskipun demikian, pasien juga harus disiplin selama menjalani pengobatan genqi.
“Untuk pasien stroke, alat ini akan merangsang saraf yang mati. Sudah banyak pasien saya yang terkena stroke yang merasakan kembali rangsangan saraf mereka setelah sekitar 3 atau 4 kali pertemuan. Namun, faktor penting lainnya adalah dukungan keluarga atau orang terdekat, serta kemauan yang keras dari pasien untuk sembuh,” ucapnya.
Budi, salah satu pasien yang melakukan terapi di Igorgeous mengaku merasakan manfaat dari pengobatan genqi dan kini lebih sehat serta tidak mudah lelah saat melakukan rutinitas harian.
“Sudah hampir 2 bulan saya rutin di-treatment. Awalnya, punggung saya bermasalah akibat terlalu banyak duduk di kantor, ditambah mengendarai mobil dalam keadaan macet yang membuat area leher dan punggung tegang. Namun, setelah diperiksa oleh terapis di sini, juga ditemukan masalah lain seperti liver yang bermasalah sehingga gangguannya merembet ke saluran pencernaan. Saya ditangani menggunakan alat genqi dan merasakan aliran darah yang tidak lancar di bagian tubuh tertentu, khususnya yang bermasalah. Setelah di-treatment, kini sudah lebih baik dan tidak kaku seperti sebelumnya. Setelah terapi, suhu tubuh kita juga hangat, namun dianjurkan untuk banyak minum air putih hangat dan jangan mandi setidaknya 6 jam setelah terapi,” kata Budi.
Erika Halim kini sudah membuka terapi Genqi di 4 cabang (Kelapa Gading, Mampang, Bali di Jimbaran, dan Imam Bonjol) dan dalam waktu dekat akan memasuki pasar internasional di Kanada, India, dan Afrika. Ia juga berpesan kepada pasiennya bahwa selain melakukan treatment rutin, penting untuk memulai pola makan yang benar dan melakukan olahraga dengan intensitas yang sesuai dengan usia.
“Jadi meskipun pasien rutin menjalani terapi di sini, menjaga pola hidup yang benar juga sangat penting. Misalnya, untuk pasien yang memasuki usia paruh baya, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan berlemak, santan, serta menghindari minuman bersoda dan es. Lebih baik banyak minum air putih hangat dan teh hijau. Kami juga mengingatkan bahwa hal yang mungkin tidak bisa dideteksi oleh genqi adalah jika pasien memiliki plat dalam tubuh akibat operasi. Untuk wanita, sebaiknya menjalani pemeriksaan setelah masa periodenya selesai,” demikian saran Erika.