JAKARTA – Power steering adalah fitur penting dalam mobil yang dirancang untuk memudahkan pengemudi dalam mengendalikan kemudi, terutama saat berbelok atau memarkir kendaraan.
Dua sistem power steering yang umum digunakan dalam mobil adalah hidrolik dan elektrik. Meskipun keduanya bertujuan untuk meringankan beban pada pengemudi, terdapat perbedaan signifikan dalam cara kerjanya yang memengaruhi kenyamanan dan performa kendaraan.
Menurut Lung Lung, pemilik Dokter Mobil, pemilihan antara power steering hidrolik dan elektrik sering kali bergantung pada kebutuhan dan preferensi pengemudi.
“Power steering hidrolik bekerja dengan memanfaatkan tekanan cairan hidrolik untuk membantu pergerakan kemudi, sedangkan power steering elektrik menggunakan motor listrik untuk meringankan beban pengemudi,” kata Lung Lung.
Lung Lung menjelaskan bahwa power steering hidrolik cenderung memberikan respons yang lebih jelas kepada pengemudi, sehingga setiap gerakan kemudi terasa lebih terhubung dengan jalan.
Ilustrasi power steering pada mobil
Namun, kekurangan dari sistem hidrolik adalah perawatannya yang lebih rumit dan risiko kebocoran cairan yang dapat mengurangi performa sistem.
Di sisi lain, power steering elektrik dianggap lebih efisien dalam penggunaan energi dan memerlukan perawatan yang lebih sedikit.
“Penggunaan motor listrik membuat sistem ini lebih hemat energi, yang memudahkan perawatan. Power steering elektrik juga lebih ringan dan sering dilengkapi fitur yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengemudi,” tambahnya.
Saat ini, banyak produsen mobil yang beralih ke power steering elektrik pada model-model terbaru mereka untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.
Sementara itu, power steering hidrolik lebih sering ditemukan pada model-model yang lebih tua atau kendaraan yang dirancang untuk aplikasi khusus seperti off-road atau truk berat.