Kanker rektum adalah salah satu jenis kanker yang menyerang saluran pencernaan bagian bawah dan sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi penderitanya.
Dijelaskan oleh dokter spesialis bedah digestif, gejala kanker rektum bisa bervariasi. Gejala tersebut meliputi perubahan pola buang air besar, adanya darah pada tinja, rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada area perut bawah, hingga penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
Penyebab kanker rektum tidak selalu diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor risiko meliputi riwayat keluarga, pola makan rendah serat dan tinggi lemak, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Penderita kanker rektum seringkali merasa cemas terutama terkait kemungkinan kehilangan fungsi anus. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, kini ada solusi inovatif yang memungkinkan pasien dengan kanker rektum tetap mempertahankan anusnya.
Kemajuan Teknik Imaging untuk Penanganan Lebih Tepat
Perkembangan teknik imaging, seperti MRI dan Endorectal Ultrasound, memungkinkan dokter untuk memetakan secara tepat lokasi dan penyebaran tumor pada rektum.
Teknik ini sangat membantu dalam menentukan keterlibatan tumor terhadap otot di dasar panggul dan otot sfingter ani yang berperan penting dalam fungsi anus. Dengan informasi yang lebih akurat dari hasil imaging, tim dokter dapat merencanakan operasi yang lebih presisi dan aman.
Teknologi imaging modern menjadi kunci dalam menilai dan menangani kanker rektum dengan lebih baik. Ini memberi peluang untuk mempertahankan fungsi anus pada pasien dengan cara yang sebelumnya sulit dilakukan.
“Melalui teknik seperti Intersphincteric Resection, kami bisa mengangkat bagian rektum yang terkena kanker tanpa mengorbankan fungsi anus pasien,” kata dokter tersebut.
Di Bethsaida Hospital Gading Serpong, metode penanganan kanker rektum tanpa membuang anus sudah diterapkan melalui teknik bedah canggih.
Intersphincteric Resection: Operasi Penyelamatan Anus
Salah satu metode yang kini banyak diterapkan adalah Intersphincteric Resection, sebuah teknik bedah canggih yang memungkinkan pengangkatan sebagian rektum yang terlibat kanker tanpa menghilangkan seluruh anus.
Dalam prosedur ini, bagian rektum yang terkena kanker dipotong dengan hati-hati dan minimal invasif, menjaga otot sfingter ani tetap utuh sehingga pasien masih bisa mengontrol fungsi buang air besar secara normal setelah operasi.
Proses ini merupakan salah satu tindakan bedah digestif yang membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus. Klinik Digestif Bethsaida Hospital Gading Serpong berdedikasi untuk memberikan perawatan yang mutakhir dan komprehensif bagi pasien-pasien dengan kanker rektum dan penyakit pencernaan lainnya.
“Kami tidak hanya menekankan pada kesembuhan pasien, tetapi juga pada kualitas hidup mereka setelah pengobatan,” tutup Direktur Klinik.