Berita Kesehatan – Glaukoma merupakan penyakit yang merusak saraf optik mata, yang dialami oleh 4 hingga 5 orang dari 1.000 individu di Indonesia. Penyakit ini biasanya terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata yang dapat merusak saraf optik dan berpotensi menyebabkan kebutaan permanen.
Menurut informasi dari idikabbrebes.org, glaukoma sering disebut sebagai “pencuri penglihatan” karena kehilangan lapang penglihatan yang terjadi secara perlahan dan sering kali tidak disadari oleh para penderita. Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya peningkatan tekanan bola mata akibat ketidakseimbangan antara produksí cairan dalam mata dan pengeluaran cairan tersebut.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Brebes berfungsi sebagai organisasi profesi untuk dokter di daerah tersebut. Organisasi ini berperan dalam pengembangan profesi kedokteran, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta mendidik masyarakat mengenai kesehatan.
IDI Kabupaten Brebes mengorganisir dokter-dokter yang berpraktek di daerah tersebut dan memberikan pelatihan, pendidikan, serta advokasi bagi anggota dan masyarakat.
Organisasi ini juga melakukan penelitian untuk memahami lebih lanjut mengenai faktor penyebab glaukoma dan pengobatan yang tepat.
Apa saja faktor utama penyebab terjadinya penyakit glaukoma?
Glaukoma disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Menderita miopia tinggi
Miopia adalah kelainan refraksi yang menyulitkan penglihatan objek jauh, sementara glaukoma adalah penyakit yang merusak saraf optik, berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan.
2. Faktor usia
Risiko mengidap glaukoma meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama pada individu yang berusia di atas 40 tahun. Proses penuaan dapat memengaruhi kemampuan mata dalam mengatur tekanan.
3. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Kemungkinan menderita glaukoma lebih tinggi jika ada anggota keluarga yang telah mengalami penyakit ini. Faktor genetik berkontribusi terhadap predisposisi glaukoma.
4. Adanya cedera pada mata
Riwayat cedera pada mata, baik akibat olahraga atau operasi sebelumnya, meningkatkan risiko pengembangan glaukoma, yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.
Apa saja jenis obat yang bisa dikonsumsi bagi penderita glaukoma?
Obat untuk menurunkan tekanan di bola mata umumnya diberikan kepada penderita glaukoma, dengan jenis obat yang disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa obat yang sering diresepkan meliputi:
1. Obat tetes mata
Obat tetes mata adalah pengobatan awal yang biasanya diberikan oleh dokter. Beberapa jenis obat tetes yang umum digunakan adalah Latanoprost, Travoprost, dan Bimatoprost. Obat-obat ini dapat meningkatkan aliran cairan dari dalam mata, sehingga menurunkan tekanan intraokular.
2. Obat oral
Acetazolamide adalah obat tablet yang digunakan untuk mengurangi tekanan pada mata akibat glaukoma. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati pembengkakan, kejang epilepsi, dan gagal jantung kongestif.
Penggunaan obat-obatan ini wajib di bawah pengawasan dokter, karena setiap jenis obat dapat memiliki efek samping dan interaksi dengan obat lain.