Masalah Kesehatan Alergi Dingin di Indonesia – Salah satu permasalahan kesehatan yang banyak dialami masyarakat di Indonesia adalah alergi. Manusia bisa mengalami berbagai jenis alergi, mulai dari makanan, minuman, hingga kondisi lingkungan tertentu. Salah satu jenis alergi yang umum adalah alergi dingin, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap suhu dingin. Alergi ini seringkali muncul pada anak-anak.
Menurut informasi dari idikabkebumen.org, dokter di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa udara dingin dapat memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya dalam aliran darah, yang menyebabkan munculnya gejala alergi pada kulit. Intensitas alergi dingin bisa bervariasi bagi setiap individu, mulai dari ringan hingga berat. Reaksi teringan biasanya ditandai dengan gatal pada kulit.
Dr. Agus Tusino, Sp.A., yang merupakan Ketua IDI Kabupaten Kebumen periode 2023-2026, menggantikan ketua sebelumnya, Dr. Andika Purwita Aji. Musyawarah Cabang (Muscab) ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bupati Kebumen, yang menekankan pentingnya organisasi IDI dalam menyikapi perubahan kebijakan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
IDI Kabupaten Kebumen saat ini sedang melakukan penelitian terkait penyebab alergi dingin serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab utama terjadinya gejala alergi dingin?
Alergi dingin, atau urtikaria dingin, adalah reaksi alergi yang muncul ketika kulit terpapar suhu dingin, baik dari udara maupun air. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari gejala alergi dingin:
1. Reaksi dari sistem imun:
Alergi dingin terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons secara berlebihan terhadap suhu dingin, menganggapnya sebagai ancaman. Hal ini berakibat pada pelepasan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam aliran darah, yang memicu gejala alergi seperti gatal dan ruam pada kulit.
2. Faktor usia:
Alergi dingin lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga mengalaminya. Banyak kasus di kalangan anak-anak yang cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
3. Riwayat medis tertentu:
Beberapa kondisi kesehatan seperti cryoglobulinemia, penyakit autoimun, kanker, hepatitis, atau infeksi baru-baru ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi dingin.
4. Sensitivitas kulit:
Beberapa individu mungkin memiliki kulit yang lebih peka terhadap suhu dingin, sehingga lebih rentan mengalami reaksi alergi saat terpapar suhu rendah.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati alergi dingin?
Untuk mengatasi gejala alergi dingin, ada beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan. Beberapa obat yang umum digunakan antara lain:
1. Cetirizine:
Cetirizine tersedia dalam bentuk sirup untuk anak-anak. Dosis untuk anak usia 2-6 tahun adalah 2,5 mg dua kali sehari, sedangkan untuk anak usia 6-12 tahun adalah 5 mg dua kali sehari.
2. Loratadine:
Loratadine adalah obat antihistamin yang aman untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas, dengan dosis yang dianjurkan adalah 10 mg sekali sehari setelah makan.
3. Chlorpheniramine Maleate (Alleron):
Chlorpheniramine Maleate dapat digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Dosis untuk anak usia 6-12 tahun adalah setengah tablet (1 mg) yang dapat diberikan 3-4 kali sehari. Namun, obat ini dapat menyebabkan kantuk, jadi perlu diperhatikan saat anak akan beraktivitas.
Sebelum mengonsumsi obat-obatan ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran mengenai dosis yang tepat dan memastikan bahwa obat tersebut aman berdasarkan kondisi kesehatan masing-masing individu.