BeritaEntertainmentSelebritis

Kata Psikolog Soal Perbedaan Ekspresi Baim Wong dan Paula Verhoeven usai Sidang Cerai

×

Kata Psikolog Soal Perbedaan Ekspresi Baim Wong dan Paula Verhoeven usai Sidang Cerai

Share this article
Kata Psikolog Soal Perbedaan Ekspresi Baim Wong dan Paula Verhoeven usai Sidang Cerai

Psikolog Bunda Romi memberikan tanggapannya mengenai ekspresi yang berbeda antara Baim Wong dan Paula Verhoeven setelah menghadiri sidang perceraian mereka yang kedua di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).

Baim Wong tampak santai dan tersenyum kepada awak media, sementara Paula terlihat muram dengan mata berkaca-kaca dan berusaha menghindari pertanyaan wartawan.

Menanggapi perbedaan ekspresi pasangan tersebut, psikolog Bunda Romi menyebutkan bahwa seharusnya setelah sidang perceraian, orang akan merasakan kesedihan.

“Secara logis, jika mengingat anak-anak, pasti ada rasa sedih. Seharusnya, kata Bunda Romi, mengutip dari YouTube Cumicumi,” ujarnya.

Alasannya adalah karena perceraian adalah sesuatu yang sulit untuk diperbaiki kembali. “Karena ini adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi,” lanjutnya.

Sementara itu, senyuman setelah persidangan mungkin menandakan bahwa orang tersebut merasa lega karena keinginannya terwujud.

“Mungkin mereka yang tersenyum merasa bahwa apa yang diinginkannya terkabul, karena telah meminta cerai dan diizinkan. Mediasi tidak berjalan, sehingga harus melanjutkan ke sidang kembali,” tambah Bunda Romi.

Kemungkinan perceraian ini memang sudah diinginkan dan ditunggu kapan akan segera terjadi. “Itu bisa jadi salah satu tingkat keberhasilan perasaan,” ujarnya.

Baim Wong

Menurut Bunda Romi, ekspresi normal saat menghadapi perceraian adalah perasaan untuk merenungi diri.

“Perceraian adalah suatu momen yang negatif, sebaiknya kita merenung,” jelasnya.

Potret Baim Wong dan Paula Verhoeven (Instagram/@paula_verhoeven)

“Mungkin tidak harus nangis meraung-raung atau tertawa terbahak-bahak, tetapi lebih kepada merenung. Ini adalah perjalanan pernikahan yang mengalami patah di tengah jalan, dan itu adalah tanggung jawab dari kedua belah pihak,” tambahnya.

Bunda Romi juga mengatakan bahwa alasan kedua belah pihak untuk bercerai seharusnya dianggap sebagai sebuah kegagalan yang berdampak kurang baik.

“Ini harus dianggap sebagai suatu kegagalan,” tuturnya.

“Untuk memperbaikinya, seharusnya kedua belah pihak ada introspeksi, mencoba memahami, ‘oh ya saya kurang ini dan kurang ini.’ Maka renungan itu penting,” ucapnya.

“Orang yang merenung biasanya tidak tertawa atau berbicara, tetapi diam.”

Kontributor: Rizka Utami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *