Kampanye dan Edukasi Kesehatan Kanker Payudara di Indonesia
Kampanye dan edukasi terkait kanker payudara semakin gencar dilakukan di Indonesia. Hal ini penting mengingat angka kejadian kanker payudara yang terus meningkat, termasuk di kalangan generasi muda.
Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar, mengungkapkan bahwa saat ini 1 dari 8 perempuan terdeteksi mengidap kanker payudara. Indonesia memiliki program Indonesia Emas pada tahun 2045, oleh karena itu generasi muda harus siap dan sehat, termasuk bebas dari kanker payudara.
Data dari Global Cancer Observatory menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 66 ribu kasus baru kanker payudara pada perempuan Indonesia di tahun 2022, dengan rasio kejadian mencapai 30%.
Dibandingkan dengan tren di tahun-tahun sebelumnya, angka kejadian ini tidak mengalami penurunan yang signifikan.
“Oleh karena itu, jika tidak ditangani dengan serius, potensi untuk terus meningkat dari tahun ke tahun sangat tinggi,” imbuhnya.
Untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah ini, banyak inisiatif yang dilakukan. Salah satunya adalah screening kanker payudara kepada lebih dari 6.000 siswi, mahasiswi, dan guru perempuan, serta mengajarkan cara periksa payudara sendiri.
“Demi mencegah kanker payudara, deteksi dini dengan cara SADARI, termasuk pada generasi muda, harus dilakukan setiap selesai menstruasi,” jelas Linda di hadapan 400 siswa SMP dan SMA, serta para guru dari wilayah Jakarta.
Selebriti Syifa Hadju yang berasal dari generasi Z juga mengajak perempuan untuk peduli terhadap kesehatan payudara mereka. Ia menganjurkan agar rutin melakukan Periksa Payudara Sendiri (Sadari) setiap selesai menstruasi, dan mengaku sudah terbiasa melakukannya.
“Kegiatan edukasi ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan baru kepada remaja putri tentang pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri setelah menstruasi. Saya sendiri sudah membiasakan diri untuk rutin melakukannya,” kata Syifa Hadju di konferensi pers bertajuk ‘Ayo SADARI Setelah Menstruasi’ di Jakarta.
Sementara itu, dr. Iskandar, Sp.B.Subsp.Onk(K), MPH memberikan penjelasan kepada peserta tentang gejala kanker payudara dan cara mengatasi temuan kanker payudara stadium lanjut.
“Sama halnya dengan penyakit lain, kanker payudara pun sangat penting untuk dideteksi secara dini. Dengan deteksi dini, peluang sembuh pun menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, mari biasakan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan pada 1 minggu hingga 10 hari pertama setelah selesai menstruasi,” imbaunya.
Jika menemukan perubahan sekecil apapun pada payudara atau merasakan rasa sakit, segeralah diskusikan dengan orang tua dan kunjungi instansi kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan.
“Pola hidup sehat juga sangat penting untuk mengurangi risiko kanker payudara serta penyakit lainnya. Dengan mengkonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur, kita dapat mencegah terjadinya penyakit,” sambungnya.
“Dengan edukasi yang disampaikan oleh para ahli terkait cara deteksi dini kanker payudara, kami berharap dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam membina dan melindungi generasi masa depan Indonesia,” tambah Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Sri Haryani.
Ia juga menjelaskan bahwa slogan atau logo “Ayo SADARI Setelah Menstruasi” tertera di setiap kampanye untuk menyebarluaskan dan mengingatkan perempuan agar rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri, terutama saat mengganti pembalut di masa menstruasi.