SOLO – Filter udara mobil berfungsi menyaring partikel besar seperti debu yang dapat masuk ke ruang bakar mesin, sehingga penggantiannya perlu dilakukan secara rutin.
Kondisi filter yang kotor dapat mengakibatkan penurunan tenaga mesin, peningkatan konsumsi bahan bakar, kerusakan komponen karena ruang bakar cepat kotor, dan berbagai masalah lainnya.
Ibrohim, seorang Foreman dari Nissan Bintaro, menyarankan agar penggantian filter udara mengikuti rekomendasi dalam buku panduan servis, yaitu setiap 40.000 Km, sehingga tidak perlu menunggu sampai filter udara rusak.
Kapan sebaiknya filter udara mobil diganti.
“Idealnya, diganti setiap 40.000 Km, karena waktu tersebut sudah diperhitungkan. Jangan tunggu sampai rusak baru diganti, karena mesin bisa menjadi lebih boros bahan bakar atau MAF sensor bisa eror akibat serpihan filter udara yang rusak,” kata Ibrohim baru-baru ini.
Selain harus diganti ketika rusak, filter udara juga harus memastikan kemampuannya dalam menyaring kotoran dengan baik tanpa menghambat aliran udara yang masuk ke mesin.
Muchlis, pemilik Bengkel Garasi Auto Service Sukoharjo, menambahkan bahwa penggantian yang rutin sangat penting untuk menghilangkan partikel asing dan kotoran sehingga performa mesin terjaga dan pasokan udara tetap optimal untuk mencapai pembakaran yang sempurna.
Muchlis menjelaskan bahwa proses pembakaran membutuhkan oksigen. Jika udara yang masuk kotor, maka akan memengaruhi jumlah oksigen yang tersedia di ruang bakar.
Seiring dengan penggunaan, kotoran akan terus menumpuk pada filter, yang bisa menyebabkan pasokan udara tidak optimal.
“Padahal kualitas dan jumlah udara sangat menentukan kesempurnaan pembakaran dalam mesin, yang berdampak pada kemampuan menghasilkan tenaga dan torsi, terutama saat menanjak,” ungkap Muchlis.
