KLATEN – Busi adalah komponen penting yang mendukung performa mobil bermesin bensin. Oleh karena itu, busi perlu diganti secara berkala agar mobil tetap dalam kondisi prima.
Busi memiliki masa pakai, sehingga seiring waktu, performanya akan menurun. Awalnya, busi mampu memercikkan bunga api besar, namun seiring berjalannya waktu, percikan tersebut akan mengecil bahkan mati.
Lantas, kapan waktu yang ideal untuk mengganti busi mobil?
Ilustrasi busi mobil
Muchlis, pemilik bengkel spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service, Sukoharjo, Jawa Tengah, menjelaskan bahwa penggantian busi sebaiknya dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, baik itu dalam buku pedoman servis atau menyesuaikan jenis busi yang digunakan.
“Untuk mobil yang menggunakan busi iridium, interval penggantiannya lebih panjang, bisa mencapai 100.000 Km. Namun, harganya lebih mahal dibandingkan busi konvensional atau nikel, yang hanya mampu bertahan sekitar 20.000 Km,” ujar Muchlis.
Muchlis menambahkan, jika masa pakai busi dipaksakan melebihi batasnya, performa mobil bisa menurun, bahkan dapat menyebabkan mobil gagal menanjak.
“Pada mesin bakar, khususnya bensin, busi berfungsi sebagai pemicu terjadinya pembakaran. Jika kemampuannya dalam memercikkan bunga api sudah tidak optimal, maka pembakaran yang terjadi tidak akan sempurna,” tambah Muchlis.
Akibatnya, mesin bisa menjadi pincang, tenaga mobil menurun, sehingga sulit untuk melewati tanjakan ekstrim, bahkan bisa sampai mogok.
“Penting untuk melakukan perawatan mobil secara berkala guna memastikan mobil tetap dalam kondisi prima. Pastikan untuk memeriksa kondisi busi, dan jika sudah waktunya mengganti busi, sebaiknya tidak ditunda,” tutup Muchlis.
