Dalam proses perceraiannya dengan Paula Verhoeven, Baim Wong dikabarkan akan segera kembali ke layar lebar lewat film terbaru berjudul Bila Esok Ibu Tiada.
Dalam film tersebut, Baim Wong berperan sebagai Kevin, seorang duda satu anak yang menyukai rekan kerjanya sendiri.
Baim Wong sendiri baru saja menghadiri acara premiere film Bila Esok Ibu Tiada di Plaza Indonesia pada 30 Oktober 2024. Lewat unggahannya di Instagram, Baim membagikan momen di belakang panggung sebelum konferensi pers berlangsung.
Pada saat konferensi pers, Baim Wong menjawab pertanyaan mengenai alasannya menerima tawaran bermain di film Bila Esok Ibu Tiada meski bukan sebagai peran utama.
Baim mengaku, ia berniat untuk mempelajari banyak hal dari Rudi Soedjarwo, sutradara film tersebut. Ia ingin melihat cara Rudi mengarahkan para pemain di lokasi syuting, dengan harapan dapat menerapkan ilmu tersebut ketika membuat filmnya sendiri.
“Setiap sutradara itu punya ilmu masing-masing karena saya ngefans banget sama karya-karyanya. Saya ingin tahu bagaimana mereka mengarahkan dan merasakan prosesnya, dan kemudian menerapkan hal-hal baik saat saya direct,” ungkap Baim Wong.
Melihat unggahan Baim Wong, banyak warganet yang memberikan komentar yang melenceng dari konteks film. Alih-alih membahas peran Baim Wong, warganet malah mengkritiknya karena bermain dalam film yang berkaitan dengan sosok ibu di tengah proses perceraiannya.
“Sok bahas tentang ibu. Tapi ibu dari anaknya diungkapkan aibnya,” tulis seorang warganet.
“Judul filmnya Bila Esok Ibu Tiada, tapi kenyataannya si NPD ini parah. Membunuh karakter anak-anaknya, manusia haus validasi,” tulis warganet lainnya.
“Kasihan sekarang dihujat netizen. Jangan sampai membuka aib istri. Kasihan anak-anaknya. Kurang bijak. Seakan suci dan baik sebagai suami,” komentar warganet lain.
“Ambigu ya. Bicara tentang ibu, tapi aib ibu dari anak-anaknya saja dibongkar. Demi ego dirinya yang ingin terlihat paling benar. Anak-anaknya jadi malu dengan aib ibunya yang diungkap oleh bapaknya sendiri,” ujar warganet lainnya.
Kontributor: Anistya Yustika