Para ahli kesehatan menekankan pentingnya penerapan gaya hidup sehat guna mengurangi risiko komplikasi hipertensi selama dan setelah kehamilan.
Direktur layanan kebidanan Mayo Clinic, Julie Lamppa mengungkapkan bahwa pengurangan asupan natrium serta pemilihan makanan sehat seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh bisa menjadi langkah awal dalam menurunkan risiko hipertensi.
Menurut Lamppa, menjaga pola makan sehat dengan mengurangi garam merupakan langkah penting dalam menjaga tekanan darah tetap stabil selama masa kehamilan.
“Peningkatan berat badan selama kehamilan itu normal dan diharapkan, tetapi menjaganya dalam kisaran yang direkomendasikan akan membantu mengurangi peluang hipertensi memburuk,” katanya.
Lamppa juga menekankan pentingnya olahraga teratur, setidaknya 150 menit setiap minggu, untuk membantu mengontrol tekanan darah dan menjaga kesehatan selama kehamilan. Aktivitas fisik yang rutin terbukti efektif dalam mencegah risiko tekanan darah tinggi, baik selama kehamilan maupun setelah melahirkan.
Selain menjaga pola makan dan aktivitas fisik, Lamppa mengingatkan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter kandungan.
Pemeriksaan rutin ini penting untuk memantau kondisi tekanan darah dan memastikan tidak terjadi peningkatan yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Tekanan darah tinggi kronis, yang terjadi ketika tekanan darah mencapai 130/80 mm Hg sebelum kehamilan atau pada usia kehamilan 20 minggu, dapat meningkatkan risiko hipertensi gestasional dan komplikasi lainnya seperti preeklamsia.
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan, stroke, dan masalah kesehatan lainnya setelah melahirkan.