Heni Sagara menanggapi skincare miliknya yang disebut abal-abal. Rumor tersebut muncul akibat ulasan dari seorang dokter dalam sebuah podcast.
Melalui konferensi pers, Heni Sagara yang diwakili pengacaranya, Johannes Oberlin, memberikan penjelasan bahwa produk kliennya telah diuji oleh BPOM dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada bahan berbahaya yang ditemukan.
“Hasil pemeriksaan BPOM menunjukkan tidak ada bahan berbahaya seperti hidrokuinon atau merkuri,” kata Johannes Oberlin di Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Kamis (17/10/2024).
“Tidak ada yang ditemukan. Kalian bisa cek sendiri, tidak ada (bahan berbahaya),” timpal Heni Sagara.
Pengacara Heni Sagara merasa bingung mengenai produk mana yang diulas oleh dokter tersebut. Apalagi, kandungan yang disebutkan oleh dokter itu berubah-ubah.
“Kan disebutkan kalau tidak salah kandungannya berapa kali ubah. Awalnya 6 persen, menjadi 13 persen. Ini sampai di mereka, yang mana? Yang mereka ambil untuk uji tes. Benar nggak tuh barangnya dari kita?” kata tim pengacara Heni Sagara.
Mereka curiga bahwa ini hanya trik untuk menjatuhkan bisnis Heni Sagara. “Mungkin kalau mau menjatuhkan orang, dia bisa memasukkan sianida, kalau kita bicara hukum harus jelas. Ini kita nggak tau dari mana,” pungkasnya.