KLATEN – Zat aditif yang diklaim dapat mengatasi masalah transmisi pada mobil matik banyak ditemukan di pasaran. Cairan ini dimaksudkan untuk mengatasi kondisi di mana mobil matik tidak dapat berjalan.
Sebagian besar solusi yang diajukan oleh bengkel biasanya melibatkan penggantian atau perbaikan transmisi secara menyeluruh.
Penambahan zat aditif menarik perhatian karena biayanya jauh lebih murah dibandingkan perbaikan transmisi. Namun, apakah benar zat aditif ini dapat memperbaiki transmisi yang sudah rusak?
Hardi Wibowo, pemilik Aha Motor di Yogyakarta, menjelaskan bahwa penambahan zat aditif ke ruang oli transmisi pada mobil matik adalah salah satu metode perawatan, tetapi tidak selalu dapat menyembuhkan semua jenis kerusakan transmisi.
Ilustrasi menggunakan mode transmisi manual.
“Jenis kerusakan transmisi matik sangat beragam, dan penggunaan zat aditif hanya dapat menyelesaikan beberapa masalah, seperti melunakkan seal yang mengeras,” jelas Hardi.
Menurut Hardi, penggunaan zat kimia ini dilakukan dengan menambahkannya ke dalam oli transmisi. Hal ini akan mengubah komposisi oli, menjadikannya lebih dari sekadar fluida tetapi juga dapat melunakkan karet seal yang keras.
Bila masalahnya hanya terletak pada seal transmisi yang kurang elastis, metode ini bisa membantu, tetapi jika kerusakannya sudah mengakibatkan kampas kopling aus, zat aditif tidak akan efektif,” imbuh Hardi.
Kerusakan pada seal dapat bervariasi, termasuk mengeras, getas, sobek, atau bahkan putus. Penambahan zat aditif efektif dalam melenturkan seal yang sudah keras.
“Seal matik yang keras cenderung tidak dapat mengembang dengan baik saat terkena tekanan oli, sehingga sebagian oli bisa melewatinya dan piston tidak bisa bekerja dengan optimal,” jelasnya.
Hardi menambahkan bahwa tekanan piston yang tidak optimal akan menyebabkan kampas kopling selip dan berisiko pada keausan. Oleh karena itu, pada tingkat kerusakan tertentu, masalah transmisi tidak dapat diatasi hanya dengan menambah zat aditif.
“Jika kerusakannya sudah parah, maka penambahan zat aditif pada oli transmisi tidak akan efektif dalam memperbaiki masalah tersebut,” tutup Hardi.