SOLO – Beberapa daerah di Indonesia baru-baru ini telah memasuki musim hujan, seringkali disertai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir.
Bagi pengguna mobil manual, banjir bisa menjadi tantangan tersendiri karena dapat mengancam kinerja beberapa komponen penting, termasuk kopling.
Banjir di Jalan Pantura Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2024).
Beberapa orang beranggapan bahwa kopling mobil manual dapat mengalami kerusakan setelah melewati banjir.
Iwan, pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic, menjelaskan bahwa jika mobil hanya melewati banjir dengan ketinggian air yang tidak mencapai separuh ban, maka kopling biasanya tetap aman.
“Namun, kita tidak bisa mengetahui apakah air masuk ke ruang kopling atau tidak. Selama mobil masih bisa berjalan dan air yang dilewati tidak mengandung zat-zat yang merusak, biasanya aman-aman saja,” ujar Iwan.
Air yang masuk ke ruang kopling tidak akan memengaruhi performa mobil asalkan kendaraan tetap dijalankan setelah melewati banjir. Air tersebut akan menguap atau kering dengan sendirinya.
“Jika mobil dijalankan terus dan sudah melewati banjir, air akan kering sendiri. Namun, jika setelah menerobos banjir mobil langsung diparkir dalam keadaan basah, hal itu bisa menyebabkan masalah,” tambah Iwan.
Sebab, jika mobil langsung diparkir, maka dalam beberapa hari komponen kopling dapat mengalami karat.
“Kanvas kopling bisa lengket akibat sinar matahari, yang mengakibatkan gigi persneling tidak bisa dipindahkan. Atau, jika terdengar bunyi dari release bearing saat pedal kopling diinjak, itu adalah tanda adanya masalah,” ungkap Iwan.
Jika gejala-gejala tersebut muncul, maka penggantian kopling set mungkin diperlukan.
“Intinya, kondisi mobil harus kering sebelum diparkir setelah melewati banjir. Itu adalah langkah yang bisa dilakukan oleh pemilik mobil,” tutup Iwan.
