Potret Kamar El Rumi di rumah Ahmad Dhani baru-baru ini viral di sosial media. Terdapat seseorang yang merekamnya, memperlihatkan suasana di kamar pacar Syifa Hadju tersebut.
Kamar El didekorasi dengan ornamen kayu berwarna coklat. Terdapat ranjang kayu dengan kasur abu-abu dan dua sofa kecil yang disediakan untuk bersantai di dekat jendela.
Di depan ranjang, terdapat TV berukuran besar dan meja kerja El yang dilengkapi dengan laptop. Di samping kiri meja kerja, terdapat wardrobe dan toilet.
Kamar El sebenarnya cukup luas, meski terdapat banyak barang yang membuatnya terlihat sempit. Meskipun nyaman, ada netizen yang berpendapat bahwa kamar El memiliki aura mistis dan terkesan seram.
“Mistis banget kamarnya,” tulis salah satu komentar netizen.
“Serem kamarnya,” celetuk netizen lainnya.
“Tapi kok seram kayak gelap,” kata komentar lain.
Sementara itu, ada juga netizen yang membela dan menyebutkan bahwa kamar El sangat mahal karena didominasi oleh kayu berkualitas.
“Itu mah bagus kamarnya, kayunya mahal-mahal, pasti orang yang pecinta rumah klasik tau,” kata netizen lainnya.
Beberapa netizen lainnya juga membandingkan kamar El Rumi di rumah Maia Estianty yang dianggap lebih mewah.
“Kamar El yang di rumah bunda Maia malah lebih bagus, tapi dia lebih betah di kamar ini di rumah ayahnya. Kamar masa kecilnya sampai sekarang tetap bagus menurutku,” komentar netizen lain.
Kamar El Rumi di rumah Maia Estianty terlihat mewah seperti kamar hotel bintang lima. Hal ini pernah diperlihatkan Maia dalam channel YouTube Atta Halilintar.
Kamar El di rumah Maia tampak luas dan modern dengan nuansa abu-abu. Sepertinya, El menyukai warna netral seperti abu-abu, bahkan di kedua kamarnya juga sama.
Kemewahan ini tidak terlepas dari fasilitas yang lengkap. Namun, menurut Maia Estianty, El jarang menempati kamar tersebut dan lebih sering tinggal di rumah Ahmad Dhani.
Seperti yang diketahui, El Rumi dan kakaknya, Al Ghazali, tinggal bersama Ahmad Dhani, sedangkan Dul Jaelani, si bungsu, setelah tragedi kecelakaan, memilih untuk tinggal bersama ibunya.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah