Artikel – Wanita hamil dan ibu menyusui yang sering menggunakan produk makeup dan perawatan pribadi, memiliki risiko paparan bahan kimia berbahaya yang lebih tinggi. Fakta ini diungkap oleh studi terbaru dari Universitas Brown.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan produk riasan, kutek, parfum, hingga pewarna rambut dapat meningkatkan kadar zat kimia berbahaya dalam darah dan ASI.
Dikutip dari Medical Daily, tim peneliti dari Universitas Brown mendeteksi kadar per- dan polifluoroalkil substansi (PFAS) yang lebih tinggi dalam plasma darah dan ASI pada ibu hamil dan menyusui yang menggunakan produk perawatan pribadi umum.
Produk seperti makeup, hairspray, dan pewarna rambut yang digunakan selama kehamilan atau menyusui berisiko meningkatkan kandungan PFAS dalam tubuh.
PFAS dikenal sebagai bahan kimia yang ada di lingkungan sekitar, namun hasil penelitian ini menegaskan bahwa produk perawatan pribadi juga menjadi sumber PFAS yang perlu diperhatikan.
Amber Hall, penulis studi dan peneliti pascadoktoral di bidang epidemiologi di Universitas Brown, menyarankan agar ibu hamil dan menyusui lebih bijak dalam menggunakan produk perawatan pribadi untuk mengurangi paparan zat berbahaya ini.
Penelitian ini juga menyoroti risiko kesehatan serius yang terkait dengan paparan PFAS. Sebelumnya, PFAS diketahui berkaitan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti penyakit hati, gangguan kardiometabolik, kardiovaskular, hingga kanker.
Dalam konteks kehamilan, PFAS dapat berdampak buruk pada perkembangan janin, seperti meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan saraf pada bayi.
Penelitian ini melibatkan sekitar 2.000 wanita hamil di Kanada dari tahun 2008 hingga 2011. Para peneliti memeriksa penggunaan produk makeup selama trimester pertama hingga pascapersalinan.
Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan makeup setiap hari selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan 14 persen kadar PFAS dalam plasma darah dan peningkatan 17 persen dalam ASI.
Joseph Braun, salah satu peneliti yang telah meneliti efek kesehatan PFAS selama lebih dari satu dekade, menekankan bahwa studi ini memberikan wawasan penting bagi masyarakat untuk lebih mempertimbangkan dampak dari produk yang mereka gunakan.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong regulasi pemerintah untuk mengurangi paparan PFAS yang berasal dari produk perawatan pribadi.