SOLO – Mengemudi tanpa alas kaki atau nyeker seringkali dilakukan oleh pengemudi mobil dengan alasan kenyamanan serta untuk mendapatkan feel yang lebih baik saat menginjak pedal.
Banyak yang beranggapan bahwa dengan kaki telanjang, mereka dapat merasakan pedal gas, rem, atau kopling dengan lebih presisi.
Namun, kebiasaan ini dapat menimbulkan risiko yang mungkin tidak terduga, yang berpotensi mempengaruhi keselamatan berkendara.
Sony Susmana, Direktur Pelatihan Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menyebutkan bahwa kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh wanita kantoran yang tinggi heels-nya rusak, sehingga memilih untuk nyeker.
“Dalam berkendara memang dibutuhkan alas kaki yang elastis agar lebih sensitif dalam menekan pedal (gas, rem, dan kopling), tetapi bukan berarti harus nyeker,” ujar Sony.
Menurut Sony, mengemudi tanpa alas kaki ini tidak sehat dan sangat berbahaya, terutama jika terjadi kecelakaan.
“Selain tidak sehat karena kotor, juga berbahaya jika terkena duri atau benda tajam, atau dalam situasi kecelakaan yang dapat menyebabkan pecahan kaca menyebar ke bawah dek, yang berisiko melukai tapak kaki,” jelasnya.
Sony menyarankan, sebaiknya menggunakan sepatu yang datar atau tidak berhak agar tidak membahayakan saat mengemudi. Menggunakan sandal juga sebaiknya dihindari, karena dapat mengganjal pedal.
“Sandal tidak boleh digunakan karena dapat mengganjal pedal, apalagi sandal yang tidak pas atau kurang elastis, karena dapat menghambat reaksi cepat dalam pengereman atau saat harus menginjak pedal di kondisi darurat,” tambah Sony.
