BeritaOtomotif

Motor Bekas Sudah Turun Mesin, Sebaiknya Jangan Dibeli

×

Motor Bekas Sudah Turun Mesin, Sebaiknya Jangan Dibeli

Share this article
Motor Bekas Sudah Turun Mesin, Sebaiknya Jangan Dibeli

JAKARTA – Membeli motor bekas dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis dibandingkan membeli motor baru, namun ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum membuat keputusan. Salah satunya adalah kondisi mesin.

Jika motor bekas sudah pernah mengalami turun mesin, banyak ahli yang menyarankan untuk mempertimbangkan kembali pembelian tersebut, karena performanya bisa menurun secara signifikan dan dapat memengaruhi pengalaman berkendara.

Menurut Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, motor yang sudah turun mesin biasanya mengalami kesulitan dalam menghasilkan tenaga yang optimal.

“Motor yang pernah turun mesin seringkali kesulitan menghasilkan tenaga yang cukup, sehingga tidak mencapai performa maksimal. Hal ini disebabkan oleh komponen penting seperti stang piston, ring piston, atau blok silinder yang mungkin sudah diganti, dan tidak semua pemasangan sesuai dengan standar pabrikan,” jelasnya.

Wahyu menambahkan bahwa turun mesin umumnya dilakukan akibat kerusakan serius, seperti telat mengganti oli.

“Kasus paling umum yang menyebabkan turun mesin adalah telat ganti oli. Tanpa pelumas yang memadai, komponen mesin akan cepat aus dan berpotensi menyebabkan mesin macet,” tambahnya.

Bagian-bagian yang sering diganti selama proses turun mesin meliputi komponen utama seperti stang piston, klep, dan blok silinder.

Wahyu juga menekankan pentingnya memastikan bahwa proses turun mesin dilakukan di bengkel resmi.


Keterangan Foto: Servis motor Honda oleh AHASS Kalioso di kantor Tribun Solo.

“Jika motor bekas sudah pernah turun mesin, sebaiknya perbaikan dilakukan di bengkel resmi. Tanpa prosedur yang tepat, risiko mesin tidak dirakit dengan benar sangat tinggi, yang bisa berdampak pada performa jangka panjang,” ujarnya.

Proses turun mesin tidak hanya melibatkan penggantian komponen yang rusak, tetapi juga memastikan bahwa semua pemasangan sesuai dengan standar pabrikan, terutama tingkat kerenggangan antar bagian.

“Pemasangan komponen yang terlalu kencang atau longgar bisa merusak bagian mesin lainnya, dan sering kali ini tidak disadari oleh pemilik motor bekas,” jelas Wahyu.

Oleh karena itu, meskipun harga motor bekas yang sudah turun mesin mungkin lebih terjangkau, pembeli harus siap menghadapi biaya perbaikan yang lebih tinggi di masa depan.

Wahyu menyarankan calon pembeli untuk lebih teliti dan memastikan riwayat perawatan motor bekas sebelum melakukan pembelian.

“Sebaiknya pilih motor yang tidak pernah mengalami turun mesin, atau jika sudah, pastikan bahwa semua proses dilakukan di bengkel resmi dengan dokumentasi lengkap,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *