Sikap Harvey Moeis dan Sandra Dewi yang menangis ketika membahas anak dalam sidang di Tipikor di PN Jakarta Pusat pada Kamis (10/10/2024) terdengar juga ke telinga psikolog, Lita Gading.
Menurut Lita Gading, Sandra Dewi terkesan mencari simpati penegak hukum dan publik lewat cerita anak-anaknya selama persidangan.
“Di dalam hukum psikologi, orang akan terenyum ketika membicarakan anak. Siapapun yang menderita kesedihan, jika yang diangkat adalah anak, pasti akan menggugah perasaan kita,” kata Lita Gading.
Lita Gading menilai, seharusnya Harvey Moeis berpikir lebih jauh sebelum melakukan tindak korupsi jika memang peduli kepada anak-anaknya.
“Seharusnya kalau dia sayang anak, dia akan memikirkan sebelum bertindak. Kenapa menyesalnya baru sekarang setelah kejadian? Anak dijadikan simbol kesedihannya,” sambung Lita Gading.
Oleh karena itu, Lita Gading mengajak publik dan penegak hukum untuk tidak terkecoh dengan cerita sedih Sandra Dewi maupun Harvey Moeis.
“Ini adalah hal biasa, jangan sampai terkecoh,” kata Lita Gading, seperti ditulis di akun @litagading5 pada Sabtu (12/10/2024).
Lita Gading berharap, Harvey Moeis mendapatkan hukuman yang setimpal akibat tindakan korupsinya, alih-alih dikasihani karena anak.
“Mudah-mudahan ada keadilan hukum. Bagaimanapun, orang yang sudah korupsi tetap harus diproses (hukum),” ujar Lita Gading.
Perihal ini, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar beragam.
“Bener, bun. Kalo sudah terjadi mereka baru mikir,” tulis seorang netizen.
“Anggap aja dia lagi main sinetron,” ujar netizen lain.
“Betul, betul banget dok. Hati-hati jangan sampai terkecoh dan terenyuh sama dramanya,” ucap netizen yang lainnya.