JAKARTA – Salah satu motor entry level dari BMW untuk seri GS atau adventure adalah G310GS. Motor ini dibanderol mulai Rp 159,9 juta, memiliki desain khas GS Series dengan mesin yang lebih kecil, yakni 313cc.
Dari segi tampilan, G310GS sangat mencerminkan gaya GS, terlihat dari bodinya yang kekar serta ornamen shroud berwarna silver yang dilengkapi logo BMW. Ukuran pelek juga menyerupai motor petualang, dengan diameter 19 inci di depan dan 17 inci di belakang.
Kami mencoba motor ini di rute perkotaan, dari Jakarta ke Bogor dan sebaliknya. Dengan tinggi badan 178 cm, posisi duduk yang ergonomis membuat kaki menapak sempurna, sementara tangan tetap rileks berkat setang yang tinggi.
Ketika digunakan untuk perjalanan harian, melewati jalan yang ramai maupun lancar, motor ini terasa nyaman untuk perjalanan lebih dari satu jam. Artinya, bokong tidak sakit dan badan tidak terlalu pegal setelah berkendara. Bobot motor juga cukup ringan, yakni 175 kg.
Dari segi performa mesin, tenaga dan torsi memang tampak lebih optimal di putaran mesin yang tinggi. Namun, torsinya sudah cukup besar di sekitar 2.000 RPM, sehingga bisa dibilang sudah responsif di putaran rendah.
Paling ideal berkendara di kisaran putaran mesin 4.000 RPM hingga 5.000 RPM, dimana responsif dan getaran relatif minim. Namun, jika ingin menyusul, tenaga dan torsi siap tampil di atas 5.000 RPM tanpa perlu menurunkan gigi.
Tuas kopling pada G310GS tergolong ringan. Berkat putaran mesin yang cukup tinggi saat idle, cukup buka kopling perlahan dan motor akan melaju, pas untuk kondisi macet.
Dari segi suspensi, G310GS menggunakan model upside down di depan dengan diameter 41mm dan monoshock di belakang. Di jalan raya, suspensi terasa sangat empuk, dan polisi tidur dapat dilibas dengan nyaman.
Akan tetapi, saat belok di kecepatan tinggi, kami merasa kurang percaya diri karena bantingan yang terlalu empuk. Namun, untuk penggunaan harian, performa masih cukup memadai.
Di tengah kemacetan, posisi berkendara yang rileks memungkinkan motor untuk dengan mudah melaju di antara kendaraan. Kami merasa nyaman saat melakukan manuver ke kanan atau kiri.
Dalam hal pengereman, G310GS dilengkapi cakram ganda yang cukup responsif. Meski karakter suspensinya empuk, saat menggunakan rem depan dengan cukup keras, motor cenderung menunduk.
Keunggulan lainnya, tuas rem dan kopling dapat disetel jaraknya, sehingga pengendara dapat menyesuaikan sesuai kenyamanan saat menarik rem dan kopling.
Kekurangan dari G310GS adalah mesin yang relatif panas ketika melewati kemacetan. Saat suhu melebihi 100 derajat celsius, kipas akan otomatis menyala untuk menjaga mesin dalam suhu optimal. Namun, saat jalan sedikit dan suhu turun ke 95 sampai 98 derajat celsius, kipas akan mati kembali. Panas dari mesin juga terasa merata di sisi kaki, tetapi tidak terlalu mengganggu jika jalanan lancar.