SOLO – Dalam merawat mobil matik yang menggunakan transmisi Continuously Variable Transmission (CVT), sabuk baja menjadi komponen penting yang perlu dijaga agar tidak mengalami kerusakan atau putus.
Sabuk baja CVT berfungsi sebagai penghubung utama dalam sistem transmisi, yang berpengaruh pada kinerja, efisiensi bahan bakar, dan respons kendaraan saat dikendarai.
Mengingat peran pentingnya, apakah sabuk baja CVT perlu diganti secara rutin?
Belt pada CVT yang rusak.
Muchlis, pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service, menjelaskan bahwa tidak ada penggantian sabuk baja CVT yang dilakukan secara berkala, melainkan hanya perawatan rutin.
“Sabuk CVT tidak perlu diganti secara rutin, hanya oli CVT yang memiliki jadwal penggantian rutin,” jelas Muchlis.
Dia juga menambahkan bahwa penggantian oli CVT yang tercantum dalam buku pedoman biasanya sampai 100.000 Km, namun sebaiknya dilakukan setiap 40.000 Km beserta penggantian filter CVT.
“Jika tidak mengganti filter oli, maka kinerja mesin akan terpengaruh karena kotoran pada filter CVT bisa bersirkulasi, sehingga dapat menyebabkan tenaga berat dan konsumsi BBM yang meningkat,” terangnya.
Selaras dengan itu, Jamaludin, kepala Nissan Academy di PT Nissan Motor Indonesia, menegaskan bahwa tidak ada jadwal untuk penggantian sabuk baja secara berkala pada CVT.
“Penggantian sabuk baja CVT dilakukan ketika terjadi masalah seperti selip, judder, dan sebagainya. Perawatan CVT cukup dengan mengganti oli secara rutin,” kata Jamal.
Jamal juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin di bengkel untuk mengecek kondisi oli CVT dan melakukan penggantian jika diperlukan.
Dengan demikian, meskipun sabuk baja CVT tidak perlu diganti secara rutin, perhatian terhadap penggantian oli CVT dan filter secara berkala adalah langkah penting untuk menjaga kinerja sistem transmisi.