BeritaKesehatan

Banyak Gak Sadar, Ini 3 Penyakit yang ‘Paling Sering’ Dialami Karyawan Kantoran

×

Banyak Gak Sadar, Ini 3 Penyakit yang ‘Paling Sering’ Dialami Karyawan Kantoran

Share this article
Banyak Gak Sadar, Ini 3 Penyakit yang ‘Paling Sering’ Dialami Karyawan Kantoran

Fasilitas asuransi kesehatan menjadi salah satu pertimbangan karyawan untuk bekerja di perusahaan. Data menunjukkan terdapat tiga penyakit yang paling sering diklaim oleh karyawan untuk mendapatkan akses pengobatan. Apa saja penyakit tersebut?

CEO AdMedika, Dian Prambini, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, klaim asuransi kesehatan yang paling banyak diajukan oleh karyawan adalah untuk penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), diare, dan karies gigi.

“Data (klaim kesehatan) di Indonesia menunjukkan bahwa ISPA, infeksi saluran napas seperti batuk pilek, dan diare sering terjadi, sama halnya dengan karies gigi,” ungkap Dian pada acara peluncuran AdMedika Executive Lounge di Eka Hospital Cibubur, Jawa Barat.

Menurut Dian, tiga masalah kesehatan ini tidak terikat pada usia, karena perusahaan biasanya juga melindungi karyawan beserta keluarganya, sehingga beberapa penyakit ini juga dialami oleh istri dan anak-anaknya.

Ia menambahkan bahwa data yang diperoleh AdMedika nantinya akan disampaikan kepada perusahaan dan asuransi rekanan sebagai member. Hal ini bertujuan agar pihak perusahaan dapat mengevaluasi dan berpartisipasi dalam menangani kesehatan karyawan mereka, karena kesehatan karyawan dan keluarganya dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas.

“Pengelola perusahaan dapat melakukan rekomendasi pendidikan untuk pencegahan. Kami sering mengadakan seminar tentang kesehatan dan langkah-langkah pencegahan. Termasuk apakah mereka perlu vaksin flu untuk kategori tertentu, atau perlu vitamin dan menjaga gaya hidup,” jelas Dian.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang tiga penyakit yang paling banyak diklaim oleh karyawan di Indonesia:

1. ISPA

Survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada 2019 menunjukkan bahwa penyakit pernapasan termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah buruknya kualitas udara di beberapa wilayah di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir.

ISPA adalah infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru. Infeksi saluran pernapasan akut dapat disebabkan oleh berbagai agen, seperti virus, bakteri, atau jamur.

2. Diare

Menurut Kementerian Kesehatan, diare adalah kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan bisa menjadi air saja, dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari.

Data 2022 menunjukkan bahwa diare menjadi penyebab kematian kedua pada anak, setelah pneumonia. Perlu diwaspadai adanya rotavirus, yang dapat menyebabkan diare berat pada balita, dengan peluang 41 hingga 58 persen kasus diare anak membutuhkan perawatan di rumah sakit.

3. Karies Gigi

Dian juga menyatakan bahwa masalah gigi, seperti karies, menjadi salah satu layanan kesehatan yang paling banyak diakses oleh karyawan. Karies dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri dan nyeri gigi yang hebat.

Karies gigi adalah hilangnya ion mineral gigi secara terus-menerus pada mahkota atau akar gigi akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri kariogenik di plak gigi.

Berdasarkan kondisi ini, Dian menyarankan agar lebih fokus pada pencegahan daripada pengobatan. Saat ini, akses layanan kesehatan juga telah dibuat lebih nyaman, contohnya dengan hadirnya AdMedika Executive Lounge yang mempermudah dan mempercepat layanan di rumah sakit, termasuk ruang tunggu yang nyaman dan alat kebersihan pribadi saat berobat.

Sama halnya, Kepala Departemen Medical Check Up Eka Hospital Cibubur, dr. Priscila R. Suprapto, mengingatkan agar melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum. Pemeriksaan kesehatan tidak harus menunggu sakit dan tidak terbatas hanya untuk lansia.

“Untuk mereka yang tidak ada keluhan, merasa pola makan kurang baik, penting untuk melakukan medical check up. Ini bukan hanya untuk yang berusia tua, tetapi juga untuk orang dewasa di usia produktif dan bahkan anak muda, karena ada yang menderita diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Jadi, medical check up tidak harus menunggu sampai tua,” jelas dr. Priscila.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *