KLATEN – Musim kemarau masih berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia, dan akibatnya suhu lingkungan di siang hari terasa sangat panas.
Dampak dari musim kemarau ini juga menyebabkan beberapa daerah menjadi berdebu, terutama di daerah dengan jalan tanah seperti di pedesaan.
Lingkungan yang berdebu berpengaruh terhadap masa pakai oli mesin pada kendaraan bermotor. Berikut penjelasan dari ahlinya!
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana, menyatakan bahwa masa pakai oli mesin sangat dipengaruhi oleh kontaminan yang ada, termasuk kualitas udara. Semakin banyak kontaminan, semakin cepat oli akan kotor.
“Kontaminan bisa berupa debu di lingkungan. Secara sepintas, debu yang berterbangan tidak terlihat berpengaruh terhadap kualitas oli mesin, tetapi debu tersebut dapat masuk ke mesin saat proses pembakaran berlangsung,” jelas Brahma baru-baru ini.
Brahma menjelaskan bahwa saat mesin beroperasi, piston akan menghisap udara ke dalam ruang bakar, dan pada proses ini debu akan menjadi kontaminan oli mesin, melalui ring piston ketika menyapu pelumas di dinding silinder.
Perbandingan kualitas oli mesin di selembar tisu“Meskipun sedikit, debu yang ada di ruang bakar akan tersapu bersama oli mesin yang bekerja di area dinding silinder, sehingga menjadi kontaminan oli. Meskipun jumlahnya kecil, proses ini terjadi berulang kali,” ungkap Brahma.
Brahma menegaskan pentingnya konsumen memperhatikan kualitas oli mesin, karena bisa saja kualitas oli menurun lebih cepat dari biasanya atau di luar rekomendasi pabrikan.
“Penurunan kualitas oli umumnya disebabkan oleh banyaknya kontaminan yang masuk, meskipun kualitas oli sendiri sebenarnya sudah dirancang agar lebih awet sesuai permintaan pasar,” tambah Brahma.
Oleh karena itu, konsumen disarankan untuk memeriksa kualitas oli mesin selama musim kemarau ini, dan jika perlu, lakukan penggantian oli lebih sering untuk menjaga performa kendaraan tetap optimal dan meminimalkan keausan komponen.
