Pentingnya Pemilihan Obat saat Menopause
Perempuan yang memasuki masa menopause harus berhati-hati dalam memilih obat untuk mengatasi gejalanya. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai risiko cedera hati yang dapat ditimbulkan oleh obat-obatan tertentu, termasuk Veozah, yang digunakan untuk meredakan gejala menopause.
Veozah (fezolinetant) adalah obat yang disetujui oleh FDA untuk mengatasi gejala vasomotor akibat menopause, seperti hot flashes dan keringat malam.
Walaupun obat ini dapat membantu menyeimbangkan hormon estrogen dan neurokinin B dengan memblokir reseptor NK3 yang mengatur suhu tubuh, penggunaan Veozah ternyata berisiko menyebabkan masalah pada fungsi hati.
FDA memperbarui informasi terkait penggunaan Veozah setelah mendapati adanya peningkatan nilai tes darah hati pada pasien yang mengonsumsi obat ini.
Gejala yang bisa muncul meliputi kelelahan, mual, gatal, serta perubahan pada warna kulit dan urin. Jika tanda-tanda cedera hati muncul, penghentian pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan membantu pemulihan fungsi hati.
FDA juga memperingatkan pasien dan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan hati secara rutin selama dua bulan pertama penggunaan Veozah, serta melakukan tes lanjutan pada bulan ke-3, ke-6, dan ke-9 pengobatan.
Jika gejala cedera hati muncul, pasien diharapkan segera menghentikan penggunaan obat dan menghubungi tenaga medis yang meresepkannya.
Produsen Veozah menekankan bahwa manfaat penggunaan obat ini tetap lebih besar dibandingkan risikonya. Mereka mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap efek samping yang mungkin terjadi, mengingat respons terhadap obat bisa bervariasi pada setiap individu.