BeritaOtomotif

Kesalahan Pengemudi Mobil Manual Saat Melintas di Tanjakan

×

Kesalahan Pengemudi Mobil Manual Saat Melintas di Tanjakan

Share this article
Kesalahan Pengemudi Mobil Manual Saat Melintas di Tanjakan

KLATEN – Mengemudikan mobil transmisi manual di tanjakan memerlukan ketepatan dalam pengoperasian agar lebih mudah dan tidak merusak komponen mobil.

Driver mobil manual sering kali melakukan kesalahan umum yang dapat merugikan kendaraan dan menyulitkan saat melintas di tanjakan. Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan pengemudi mobil manual saat berada di tanjakan.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, menyatakan bahwa salah satu kesalahan utama dalam mengoperasikan mobil manual di tanjakan adalah melepas pedal kopling terlalu cepat.

“Saat mulai melaju di tanjakan, pedal kopling harus dilepas dengan lembut; jika tidak, dapat menyebabkan mesin mati, karena putaran mesin tidak dapat disalurkan dengan baik ke roda,” ucap Hardi.


Pemprov Sumbar Ilustrasi mobil menanjak.

Hardi juga menjelaskan bahwa mesin mobil manual dapat mati saat menanjak jika putaran mesinnya terlalu rendah, sehingga tidak mampu mempertahankan putarannya ketika pedal kopling mulai dilepas.

“Menekan pedal gas terlalu cepat juga salah, karena dapat membuat roda berputar berlebihan, mengakibatkan spinning, bahkan bisa membuat mobil mundur akibat kehilangan traksi,” jelas Hardi.

Hardi menambahkan bahwa pengemudi sering kali lupa menggunakan rem tangan, sehingga kesulitan saat melakukan stop and go di tanjakan.

“Pengemudi harus menyeimbangkan kopling dan gas, sambil menjaga mobil agar tidak mundur. Penggunaan rem tangan bisa memberi waktu ekstra untuk memindahkan kaki dari rem ke gas dengan lebih baik,” imbuh Hardi.

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menggunakan gigi yang terlalu tinggi saat menanjak. Hal ini dapat menyebabkan mobil kehilangan tenaga bahkan mesin mati.


Ilustrasi mobil hybrid di tanjakan pegunungan.

“Sebaiknya, gunakan gigi yang lebih rendah, seperti gigi 1 atau 2, agar mendapatkan tenaga yang cukup untuk mendaki, sehingga torsi yang dihasilkan lebih besar,” saran Hardi.

Selain kesalahan pengoperasian, Hardi menyebutkan bahwa pengemudi sering tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan jika kendaraan tersebut mundur akibat kesulitan.

“Menjaga jarak aman memungkinkan pengemudi untuk menghindari risiko tersebut, serta memberi ruang bagi pengendara lain,” lanjut Hardi.

Hardi juga mengingatkan bahwa pengemudi sering mengabaikan performa mobil, terutama di bagian sistem kopling dan mesin. Mesin yang tidak prima tidak akan menghasilkan tenaga secara optimal.

“Begitu juga dengan kopling yang sudah aus atau tipis, dapat meningkatkan risiko selip, sehingga tenaga tidak tertransfer dengan baik ke setiap roda penggerak, yang membuat tarikan menjadi lemah,” tutup Hardi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *