Anak yang sering tidur mendengkur ternyata bukan hal biasa. Dengkuran itu bisa menjadi tanda awal gangguan tidur yang serius.
Dokter gigi asal California, Dr. Mark Burhenne, mengatakan bahwa mendengkur pada anak dapat mengindikasikan gangguan pernapasan saat tidur. Kondisi ini berdampak besar pada kesehatan mereka di masa depan.
Kondisi ini bisa menjadi gejala apnea tidur obstruktif (OSA) atau apnea tidur sentral (CSA), dua bentuk gangguan pernapasan serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup anak.
“Mendengkur, mengompol, mengantuk di siang hari, atau gelisah saat tidur adalah tanda gangguan pernapasan saat tidur yang harus segera ditangani,” ujar Dr. Burhenne dalam sebuah video edukasi di Instagram.
Apnea tidur obstruktif (OSA) terjadi ketika otot tenggorokan yang rileks menghalangi aliran udara, sedangkan apnea tidur sentral (CSA) disebabkan oleh gangguan sinyal otak untuk mengontrol pernapasan.
Diperkirakan satu hingga lima persen anak-anak di dunia mengalami OSA. Gejalanya meliputi mendengkur, jeda dalam pernapasan, keringat malam, atau gelisah saat tidur.
“Jika anak Anda sering mendengkur atau mengalami tanda-tanda gangguan tidur lainnya, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat,” kata Dr. Burhenne.
Gangguan tidur yang tidak ditangani dapat menyebabkan berbagai masalah serius, seperti kesulitan belajar, kelelahan kronis, hingga risiko penyakit jantung di masa mendatang.
Kabar baiknya, intervensi dini dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kualitas hidup anak.
Burhenne menyarankan beberapa langkah untuk menangani gangguan tidur pada anak, termasuk pelebaran langit-langit untuk memperbaiki saluran udara, terapi miofungsional untuk memperkuat otot pernapasan, serta pengangkatan amandel atau adenoid jika diperlukan.
“Setiap anak berhak mendapatkan tidur yang nyenyak dan hidup yang sehat,” tegasnya.