Hanung Bramantyo dikenal jarang mengambil proyek OTT (Over The Top), penyedia layanan streaming, baik itu web series maupun film. Ternyata, ada alasan di balik hal tersebut.
Menurut Hanung Bramantyo, proyek OTT biasanya mengandalkan pemain yang populer, terutama yang memiliki banyak pengikut.
“Saya orang yang paling keras menentang permintaan OTT,” kata Hanung Bramantyo dalam sebuah wawancara di Kemang, Jakarta Selatan baru-baru ini.
“Mereka selalu meminta bintang yang punya banyak followers, yang viral dan segala macam. Saya nolak duluan,” imbuhnya menegaskan.
Hanung Bramantyo mengatakan bahwa ada segelintir orang yang dianggap tidak profesional dalam melakoni pekerjaan, terutama dalam akting.
“Karena apa? Rata-rata hidup mereka itu mudah. Karena kecantikan, tinggal klik, di-shoot mukanya, ngomong blablabla, dapat duit,” ucap sineas berusia 48 tahun ini.
Hanung Bramantyo membandingkan dengan para pemain film, yang harus bersusah payah menjiwai sebuah peran untuk mendapatkan gaji.
“Nggak cuma sekadar pencet handphone, lalu dapat uang, followers, no. Akting itu membutuhkan totalitas,” terang Hanung Bramantyo.
Ia juga menyoroti soal gaji dalam film dan konten. “Gaji di dalam film itu memang tidak sebesar ketika bermain dengan konten,” kata Hanung.
![Hanung Bramantyo tengah mengarahkan Reza Rahadian di lokasi syuting film Gowok Kamasutra Jawa. [MVP Pictrures]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/11/28230-hanung-bramantyo-dan-reza-rahadian.jpg)
“Makanya saya kadang menolak kerjasama, karena orientasinya beda,” imbuhnya.
Kata Hanung, jika para pesohor itu bermain film untuk mendapatkan gaji, maka dirinya berkomitmen untuk mengabdikan diri bagi karya.
“Pengabdian saya kepada film Indonesia, film nasional,” ucapnya mengakhiri.
