Viral – Sebuah video yang beredar menunjukkan seorang dokter koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) dianiaya oleh seorang pria yang diduga supir pribadi dari ibu mahasiswa kedokteran Unsri.
Dalam video yang diunggah oleh akun @Heraloebss itu, terlihat seorang pria berbaju merah memukuli dokter koas yang diketahui bernama Luthfi.
Menurut kronologi yang dibagikan di akun tersebut, chief koas dipukuli karena juniornya yang diduga anak pejabat merasa tidak terima dengan jadwal jaga yang jatuh pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Ibu dari mahasiswa yang merasa tidak terima itu kemudian mendatangi dokter koas bersama dua koas lainnya untuk mendiskusikan jadwal. Namun, ketegangan meningkat dan supir pribadi itu pun menghajar dokter koas tersebut tanpa ampun.
Setelah video pemukulan tersebut menjadi viral, netizen mulai mengusut siapa orang tua dari mahasiswa Unsri yang terlibat.
Dari penyelidikan, diketahui bahwa ayah dari mahasiswa itu adalah pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bernama Dedy Mandarsyah.
Berdasarkan pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Dedy menjabat sebagai kepala balai.
Dari LHKPN yang dipublikasikan, terlihat bahwa Dedy memiliki tiga bidang tanah dan bangunan di daerah Jakarta Selatan dengan total nilai sebesar Rp750.000.000.
Untuk alat transportasi, ia memiliki satu unit mobil Honda CRV senilai Rp450.000.000, harta bergerak lainnya senilai Rp830.000.000, surat berharga senilai Rp670.700.000, serta kas dan setara kas sebesar Rp6.725.751.869.
Total kekayaan pejabat PUPR tersebut, yang diduga merupakan ayah dari mahasiswa Unsri, mencapai Rp9.426.451.869.
Menanggapi LHKPN pejabat PUPR itu, banyak netizen memberikan beragam spekulasi. Banyak yang meragukan bahwa laporan tersebut mencerminkan harta kekayaan yang sebenarnya.
“Mobilnya yang dilaporkan cuma HR-V, itupun mobil koas,” ujar salah satu netizen.
“Waduh, rumahnya hanya di Jaksel doang, itupun yang paling kecil,” kata netizen lainnya.
“Kalau yang dilaporkan saja 9 miliar, berarti yang tidak dilaporkan bisa ratusan miliar,” ungkap netizen yang lain.
“Kemarin pimpinan KPK bilang, pejabat-pejabat isi LHKPN asal-asalan, sekarang langsung ada contohnya. Banyak yang belum dilaporkan itu hartanya,” komentar netizen lainnya.
Kontributor : Rizka Utami