JAKARTA – Selama tiga tahun terakhir, Ducati berhasil mendominasi MotoGP. Namun, dominasi ini justru dianggap sebagai alasan mengapa merek asal Italia ini kurang “populer”.
Manajer Ducati Corse, Gigi Dall’Igna, menyatakan bahwa dominasi Ducati membuat mereka kurang diunggulkan karena performa tim yang sangat sulit ditandingi.
Bos Ducati Gigi Dall’Igna berada di box tim pada sesi kualifikasi GP Americas di Circuit of The Americas (COTA), Austin, Sabtu (9/4/2016).
Sejak 2021, Ducati telah meraih berbagai penghargaan, mulai dari juara dunia pebalap, konstruktor, hingga tim. Saat ini, empat pebalap Ducati memimpin klasemen tahun ini, dan hanya Maverick Vinales (Aprilia) yang mampu mencegah Ducati memenangi setiap seri di musim 2024.
“Hal yang penting adalah menang, bukan menyapu bersih. Ketika Anda menyapu bersih, Anda menjadi tidak populer,” kata Dall’Igna, dilansir dari Crash, Rabu (11/12/2024).
“Sejujurnya, saya rasa merek-merek lain melihat saya seperti itu, dan itu membuat saya merasa buruk,” tambahnya.
Dall’Igna menegaskan bahwa tujuan utama Ducati adalah untuk terus menang. Namun, karena pencapaian tim yang sangat baik musim ini, hasil yang diraih seolah dianggap hal yang “biasa”.
“Saya bekerja untuk terus menang, meskipun terkadang kami mungkin sedikit berlebihan dan mendapati diri kami dalam situasi seperti yang ada sekarang,” ujarnya.
“Tetapi, tujuan saya bukan untuk melampaui pencapaian tahun sebelumnya setiap tahun, melainkan untuk menang saja,” lanjut Dall’Igna.
Dall’Igna sering disebut sebagai jenius di balik kebangkitan Ducati berkat pengetahuan aerodinamisnya yang memungkinkan Ducati kini melampaui para pabrikan Jepang.
Namun, kesuksesan Ducati tidak datang begitu saja. Butuh waktu 15 tahun bagi Ducati untuk menemukan formula yang tepat hingga akhirnya Francesco Bagnaia berhasil meraih gelar juara pada 2022.