BeritaKesehatan

Tantangan Membesarkan Anak Bilingual, Benarkah Dapat Sebabkan Speech Delay?

×

Tantangan Membesarkan Anak Bilingual, Benarkah Dapat Sebabkan Speech Delay?

Share this article
Tantangan Membesarkan Anak Bilingual, Benarkah Dapat Sebabkan Speech Delay?

Di zaman yang semakin modern dan global, banyak orang tua yang memilih untuk membesarkan anak bilingual, yaitu berbicara dalam dua bahasa. Meski cara ini terdengar menjanjikan untuk masa depan anak, membesarkan anak bilingual juga tak lepas dari tantangan.

Orang tua sering kali menghadapi kendala dalam proses membesarkan anak yang fasih berbicara dua bahasa atau lebih. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah terjadinya speech delay atau keterlambatan bicara. Lalu, apakah benar membesarkan anak bilingual dapat menyebabkan speech delay?

Sebelum menarik kesimpulan, ada baiknya kita merujuk pada pendapat Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) yang disampaikan dalam media briefing secara daring. Menurutnya, banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami speech delay, dan mungkin salah satunya adalah penggunaan dua bahasa.

“Jadi jangan beranggapan jika seseorang bilingual pasti mengalami speech delay. Namun, jika ada keterlambatan bicara dan stimulasi yang diberikan dalam dua bahasa, maka perlu dievaluasi lebih lanjut,” jelas Prof. Rini.

Ia juga mengingatkan bahwa meskipun speech delay yang dialami anak mungkin disebabkan oleh penggunaan dua bahasa, orang tua tidak seharusnya menyalahkan bilingualisme.

Banyak orang tua yang berhasil membesarkan anak bilingual, tetapi ada juga yang tidak berhasil menerapkan metode ini.

Prof. Rini menegaskan bahwa mengajarkan anak dua bahasa sejak dini bisa memberikan banyak manfaat bagi perkembangan otak dan kognitif mereka. Jika stimulasi ini dilakukan dengan tepat dan konsisten, anak bisa tumbuh menjadi individu yang bilingual dengan kemampuan komunikasi yang lebih baik.

Orang tua juga harus ingat bahwa manfaat bilingual ini akan lebih maksimal jika didukung oleh lingkungan sekitar.

“Jadi, penting untuk memperhatikan di mana kita tinggal saat menerapkan bilingualisme,” kata Prof. Rini.

Jika anak tinggal di lingkungan monolingual, sulit untuk memberikan paparan bahasa kedua secara konsisten. Oleh karena itu, orang tua perlu mencari komunitas atau kelompok bermain yang mendukung bilingualisme. Teknologi seperti aplikasi pembelajaran bahasa atau video call dengan kerabat yang berbahasa berbeda juga bisa menjadi solusi.

Sekarang, orang tua telah memahami tantangan dalam membesarkan anak bilingual. Ternyata, tidak selalu menyebabkan speech delay.


Gambar 2
Gambar 3

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *