JAKARTA – MotoGP 2024 menjadi tahun yang istimewa bagi Ducati, yang hampir mendominasi seluruh musim dengan hanya satu kekalahan dari 19 balapan.
Dua pembalap Ducati, Jorge Martin dari tim satelit Pramac Racing dan Francesco Bagnaia dari tim pabrikan, akan memperebutkan gelar juara dunia dalam penentuan akhir di Barcelona.
Pebalap Ducati Lenovo Team, Francesco Bagnaia, ketika beraksi dalam rangkaian MotoGP Jepang 2024 di Sirkuit Motegi, pada 4 Oktober 2024. (Photo by Toshifumi KITAMURA / AFP).
Meskipun menggunakan motor Ducati Desmosedici GP24 yang sama, terdapat beberapa perbedaan penting dalam pendekatan keduanya terhadap konfigurasi motor dan dukungan teknis yang mereka terima.
Dikutip dari Crash.net, Michael Laverty dari TNT Sport menyatakan bahwa perbedaan paling mencolok terletak pada preferensi konfigurasi motor. Bagnaia lebih nyaman menggunakan suspensi depan model lama dengan stroke lebih pendek, yang memperlihatkan lebih sedikit tabung di bagian atas.
Sementara itu, Martin memilih suspensi dengan stroke lebih panjang, sekitar 45mm terlihat di bagian atas, untuk menyesuaikan geometri dengan gaya balap dan postur tubuhnya.
Bagnaia mengungkapkan bahwa sejak GP Spanyol, ia kembali menggunakan suspensi depan lama dan tidak melakukan perubahan besar pada motornya sejak saat itu. Stabilitas setelan ini tampaknya menjadi salah satu kunci konsistensinya sepanjang musim, yang membawanya meraih 10 kemenangan hingga saat ini.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Manajer Ducati, Gigi Dall’Igna, bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan terhadap Desmosedici GP24 antara Martin dan Bagnaia.
Jorge Martin
Secara teknis, dipastikan bahwa kedua pembalap memiliki motor dengan spesifikasi yang sama, termasuk mesin, ECU, hingga aerodinamikanya. Namun, beberapa sektor memiliki penyesuaian menurut preferensi pengendara, seperti sistem suspensi.
Perbedaan lainnya adalah dalam tingkat dukungan teknis di garasi mereka. Laverty mencatat bahwa tim pabrikan Ducati memberikan dukungan lebih besar dalam hal jumlah insinyur dan analisis data.
“Ketika para insinyur memeriksa data, setiap komponen memiliki sensor untuk merekam semua tindakan, seperti menarik rem atau kopling. Data ini dianalisis oleh tim yang terdiri dari 10 hingga 20 insinyur di garasi pabrikan, jauh lebih banyak dibandingkan tim satelit,” jelasnya.
Sementara Martin juga memiliki insinyur berkualitas di tim Pramac Racing, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan tim pabrikan. Ini memengaruhi kemampuan Pramac untuk mengolah data secara mendalam dan cepat, terutama dalam balapan di luar Eropa.
Walaupun demikian, Martin tetap tampil kompetitif, mengandalkan efisiensi dan strategi cermat timnya. Buktinya, ia berhasil memimpin klasemen MotoGP 2024 dengan total 492 poin, memimpin 19 poin dari Bagnaia.
Oleh karena itu, pertarungan Martin dan Bagnaia di Barcelona malam ini pukul 20.00 WIB akan menjadi puncak musim yang mendebarkan.