KLATEN – Honda Jazz adalah salah satu hatchback yang populer di masyarakat. Mobil ini menawarkan desain sporty dan performa yang baik.
Salah satu fitur unggulan dari Jazz terletak pada sektor transmisi, yaitu continuously variable transmission (CVT). Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2004 hingga 2008, mobil ini telah dilengkapi dengan CVT.
Setelah sempat menggunakan transmisi AT konvensional, generasi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2014 hingga 2021 kembali menggunakan CVT dengan beberapa pembaruan.
Ilustrasi Honda Jazz generasi pertama
Iwan, pemilik bengkel mobil Iwan Motor Solo, menjelaskan bahwa Jazz dengan transmisi CVT memiliki sejumlah keunggulan, terutama dalam hal efisiensi.
“Jazz dengan transmisi CVT lebih irit BBM karena prinsip kerjanya mengoptimalkan putaran output. Dengan memanfaatkan putaran mesin yang lebih rendah, mobil ini unggul dalam mencapai kecepatan konstan,” jelas Iwan.
Menurut Iwan, dengan sistem ini, penggunaan BBM dapat dikonversi menjadi jarak tempuh yang lebih efisien. Dengan satu liter BBM, kendaraan ini mampu menempuh jarak lebih jauh.
Selain itu, Iwan menambahkan bahwa karakter CVT pada Jazz memberikan pengalaman emisi yang lebih lembut saat akselerasi. Hal ini menciptakan kenyamanan tambahan bagi penumpang.
“Tidak ada terasa entakan saat perpindahan gigi, karena rasio percepatan berubah terus-menerus dan berkesinambungan sesuai kebutuhan tanpa terasa,” ucap Iwan.
Meski demikian, Iwan mengungkapkan bahwa Jazz dengan CVT juga memiliki kelemahan, terutama saat menghadapi jalan menanjak.
“Tenaga akan terasa lebih lemah, terutama di tanjakan, karena pada saat itu dibutuhkan putaran mesin yang tinggi untuk mencapai torsi optimal, sehingga mobil terkesan lambat,” ucap Iwan.
Iwan juga menyoroti bahwa transmisi otomatisnya sering menemui masalah dan biaya perbaikan bisa cukup tinggi.
“Sering rewel karena banyak perangkat elektronik di dalamnya. Jika ada kerusakan, biaya perbaikan sangat mahal, karena onderdil CVT umumnya dijual per bagian, bukan secara ecer,” jelas Iwan.