KLATEN – Busi dan koil pada mobil bermesin bensin adalah komponen penting dalam sistem pengapian. Kesehatan kedua komponen ini sangat mempengaruhi performa mobil.
Kerusakan pada busi dan koil bisa terjadi secara terpisah, sehingga penggantiannya harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan yang teliti.
Pengemudi dapat mengenali gejala kerusakan dengan cara memeriksa fisik kedua komponen serta mencermati perilaku mesin saat berkendara.
Nova, seorang mekanik di bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, menjelaskan bahwa terdapat perbedaan jelas pada gejala yang timbul akibat kerusakan busi dan koil. “Jika koil rusak, mesin menjadi pincang secara konstan saat stasioner, dan ketika pedal gas diinjak, putaran mesin terasa lambat dan tenaga yang dihasilkan menjadi lemah,” ungkap Nova.
Selongsong koil pengapian terbakar karena usia pemakaian
Di sisi lain, jika busi yang mengalami kerusakan, menurut Nova, gejalanya lebih ringan. Mesin tetap berputar cukup stabil saat stasioner, tetapi saat pedal gas diinjak, akan muncul jeda dalam peningkatan putaran mesin.
“Saat kondisi normal, putaran RPM naik secara bertahap dan halus. Namun, jika busi sudah mulai buruk, mesin mengalami sedikit penahanan pada putaran awal ketika gas diinjak, seolah-olah ‘batuk’ terlebih dahulu. Ini disebabkan oleh busi yang tidak optimal dalam memercikkan bunga api,” tambah Nova.
Nova juga mengingatkan bahwa seringkali gejala kerusakan pengapian ini mengecoh konsumen, di mana penggantian onderdil yang dianggap bermasalah tidak selalu menyelesaikan kendala yang ada.
“Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan fisik pada busi dan koil. Jika sudah ada tanda kerusakan, ganti terlebih dahulu komponen yang bermasalah tersebut,” tutup Nova.