BeritaKesehatan

Nyaris Gagal Menikah Gara-gara Batuk, Komika Dustin Tiffani Ungkap Cara Mengatasinya

×

Nyaris Gagal Menikah Gara-gara Batuk, Komika Dustin Tiffani Ungkap Cara Mengatasinya

Share this article
Nyaris Gagal Menikah Gara-gara Batuk, Komika Dustin Tiffani Ungkap Cara Mengatasinya

Berita Terbaru – Komika terkenal, Dustin Tiffani, baru saja melangsungkan pernikahan dengan content creator Ditha Rizky Amalia. Namun, rencana bahagia ini hampir terhambat akibat kebiasaan batuk Dustin yang sulit diatasi.

Dustin Tiffani, yang biasanya mendapatkan perhatian melalui batuk yang menjadi ciri khasnya, kali ini justru menghadapi masalah. Ia bahkan terlibat pertengkaran di depan publik dan nyaris putus dengan Ditha, yang saat itu sudah menjadi tunangannya, karena kebiasaan batuk yang mengganggu ini.

Ketika insiden itu terjadi, keduanya tengah menjadi bintang tamu di Podcast Warung Kopi (PWK). Setelah kejadian tersebut viral, banyak dokter memberikan tanggapan dan menjelaskan fenomena batuk yang dialami Dustin. Akhirnya, Dustin pun membuat video klarifikasi dan permohonan maaf kepada calon istrinya di akun media sosialnya.

Pada wawancara yang berlangsung pada 22 Juli 2024, Dustin menjelaskan bahwa meskipun batuknya sering dianggap menguntungkan, sebenarnya kebiasaan ini sering kali mengganggu kehidupan pribadi dan profesionalnya. Batuk tersebut sering muncul di momen-momen penting, seperti saat pertemuan dengan klien atau tampil di depan publik.

“Saya sudah memeriksakan diri ke dokter karena merasa terganggu. Dokter menjelaskan bahwa batuk bisa dipicu oleh faktor eksternal seperti polusi, asap rokok, atau perubahan musim yang sedang terjadi,” ungkap Dustin.

Usai viralnya pertengkaran dengan tunangannya, Dustin mulai mengikuti konten-konten kesehatan dari berbagai dokter mengenai “masalah batuk” yang dialaminya.

“Terima kasih kepada dokter-dokter yang memperhatikan masalah batuk saya. Saya sudah menonton video mereka. Memang masuk akal jika mereka menjelaskan tentang aktivitas saya yang banyak di luar rumah, sehingga terpapar polusi, asap rokok, dan perubahan cuaca yang bisa memicu tenggorokan gatal dan batuk, bahkan sampai flu. Ketika shooting di PWK, saya memang tidak enak badan, ditambah dengan paparan asap rokok, jadi batuk saya semakin sulit dikendalikan,” jelasnya.

Dokter-dokter seperti dr. Rudi Margono, dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, SpPD, dan dr. Muslim Kasim, M.Sc, Sp.THT-K umumnya menyebut bahwa batuk bisa menjadi lebih dari sekadar gangguan ringan jika tidak ditangani dengan benar.

Batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan, mengganggu pekerjaan dan interaksi sosial, mengganggu istirahat, bahkan dapat berpotensi menjadi masalah kesehatan tertentu.

Dokter Rudi Margono, dokter umum sekaligus content creator, menambahkan bahwa batuk fisik sebenarnya adalah refleks alami yang menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing.

“Batuk dapat berkaitan dengan berbagai kondisi klinis dan penyebab. Oleh karena itu, batuk harus dievaluasi dan ditangani sebagai masalah serius hingga ditemukan penyebab yang tidak berbahaya. Sebagian besar kasus batuk fisik akut harus ditangani secara empiris dan fokus pada penghilang gejala, termasuk mengonsumsi obat batuk yang dapat dibeli di apotek,” tuturnya.

Beberapa penyebab batuk fisik akut antara lain adalah infeksi saluran pernapasan atas yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau iritan lainnya. Hal ini umumnya terjadi saat perubahan cuaca, paparan asap rokok, polusi, dan faktor lainnya.

Sebagian besar batuk akan mereda dalam satu hingga dua minggu, tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu.

“Jika Anda mengalami batuk, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas di apotek dengan mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan,” jelasnya.

Dustin juga mengikuti langkah yang tepat dengan mengonsumsi obat batuk dalam kemasan sachet yang mengandung bahan seperti guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine maleate, untuk meredakan batuk yang mengganggu tersebut.

Namun, perlu diingat untuk waspada terhadap batuk yang berkepanjangan. Jika batuk berlangsung lebih dari dua minggu dan tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan ke dokter,” ungkap dr. Rudi Margono.

Dustin sendiri mengaku sudah mendengarkan saran dari dokter dan mulai berusaha menghindari faktor-faktor penyebab batuk, seperti polusi, asap rokok, serta suhu dingin dari AC. “Saya sudah mengikuti saran mereka dan berusaha lebih disiplin,” jelasnya.

Sebagai langkah awal, Dustin mengaku mengonsumsi obat batuk sachet sekali minum agar bisa segera merasa lebih baik, hangat, dan mengurangi gejala batuknya. “Saya memilih obat batuk ini karena kemasan per dosis yang pas, mudah dibawa, dan mudah ditemukan di mana saja,” ungkapnya.

Mengenai pilihan Dustin untuk meredakan gejala batuk dengan obat yang dijual bebas, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis, menyarankan agar masyarakat bijak dalam memilih obat batuk. “Pilih obat batuk yang mengandung bahan-bahan yang bisa meredakan batuk dengan efektif,” jelasnya.

Dr. Elizabeth menyarankan untuk memerhatikan apakah obat batuk yang dipilih mengandung Guaifenesin untuk meredakan batuk berdahak, chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin untuk batuk alergi, dan dekstrometorfan yang efektif untuk batuk kering.

“Obat yang dijual bebas bisa didapat tanpa resep dokter, tetapi jangan lalai untuk mengonsumsinya sesuai dosis yang dianjurkan yaitu 1 sampai 2 sachet ketika batuk menyerang,” tutupnya.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *