JAKARTA – Terjadi kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta sekitar pukul 15.40 WIB pada sore hari ini, Senin (11/11/2024). Insiden ini melibatkan truk bermuatan kardus dan beberapa mobil lainnya.
Setidaknya terdapat 10 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, yang terjadi di tengah hujan deras dengan kontur jalan menurun.
Kecelakaan terjadi di Tol Purbaleunyi Kilometer 92, Jawa Barat, Senin (11/11/2024).
Direktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan bahwa truk dan bus memiliki titik buta yang besar, sehingga membuat pengemudi kendaraan kecil kesulitan untuk melihat area depan kendaraan besar tersebut.
“Kita tidak tahu apa yang terjadi di depan mobil kita. Sopir bus atau truk sudah bisa memprediksi manuver apa yang diambil, sedangkan kita di belakang seperti pakai kacamata gelap,” kata Jusri.
Dengan kata lain, pengemudi kendaraan kecil yang berada di belakang truk atau bus hanya dapat melihat sisi samping, sementara pengemudi kendaraan besar memiliki gambaran lebih jelas tentang kondisi jalan di depan mereka.
Titik buta ini menjadi sangat berbahaya, terutama ketika kendaraan besar seperti truk melakukan manuver mendadak, seperti pengereman tiba-tiba. Dalam situasi semacam itu, pengemudi kendaraan kecil sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk bereaksi dan menghindari tabrakan.
Kemacetan akibat kecelakaan beruntun Tol Purbaleunyi km 92, Senin (11/11/2024).
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan bahwa mengemudi terlalu lama di belakang kendaraan besar dapat menyebabkan pengemudi merasa mengantuk atau kehilangan fokus.
“Berada di belakang kendaraan besar membuat bosan karena kecepatannya rendah dan pandangannya terhalang, sehingga bisa membuat mengantuk,” katanya beberapa waktu lalu.
Bahaya yang lebih besar muncul ketika kendaraan besar mengalami masalah teknis, seperti rem blong atau ban pecah.
Truk atau bus yang mengalami kerusakan mendadak bisa kehilangan kendali, yang dapat berujung pada kecelakaan fatal, terutama jika kendaraan kecil berada terlalu dekat.
Sony juga menekankan pentingnya jarak aman yang lebih besar ketika berkendara di belakang truk, karena semakin besar dimensi kendaraan, semakin besar pula risiko yang ditimbulkan jika terjadi sesuatu yang tak terduga.
Secara keseluruhan, kejadian di Tol Cipularang KM 92 ini menjadi pengingat penting bagi semua pengemudi untuk selalu menjaga jarak yang cukup dengan kendaraan besar.
Jarak aman bukan hanya soal memberikan ruang lebih, tetapi juga memberi pengemudi waktu lebih untuk bereaksi terhadap situasi yang berubah mendadak.
Mengemudi defensif, terutama di sekitar kendaraan besar, adalah langkah kunci untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan di jalan raya.