Raline Shah mengaku pernah hidup kekurangan karena sang ayah menghentikan dukungan finansial terhadapnya. Pengalamannya ini diungkap kepada Denny Sumargo dalam podcast.
Awalnya, Raline Shah menceritakan bagaimana dirinya merasa harus mandiri dalam hal keuangan untuk berjaga-jaga jika sang ayah marah padanya dan memutus dukungan secara finansial.
Aktris kelahiran 1985 itu lantas bercerita tentang masa sulit yang justru menjadi titik awal kesuksesannya di dunia akting. Saat itu, dia mengalami konflik dengan sang ayah yang berdampak pada kondisi finansialnya.
“Oh pernah dong (di-cut secara finansial). Bukan bete, gue kismin,” ujarnya seperti dikutip dari kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Jumat (8/11/2024).
Ketika krisis moneter terjadi, pekerjaan impiannya sebagai jurnalis di Singapura juga terkena dampak, sehingga dia kehilangan kesempatan tersebut.
Dalam kondisi tersebut, Raline sempat bekerja sebagai asisten di sebuah klinik obgyn. Dia melakukan pekerjaan administrasi sederhana seperti mengisi formulir dan mengukur tekanan darah pasien.
Saat teman-temannya menikmati gaya hidup hedonis, bintang film “5 cm” itu harus bertahan hidup dengan gaji yang tidak seberapa.
“Teman-teman aku ngajak makan sushi, tapi aku bilang nggak bisa, gaji aku kalau buat makan sushi, (pulang pergi kerja) naik apa?” katanya mengenang masa sulit tersebut.
Kesulitan finansial justru membawa Raline Shah ke dunia akting. Saat bekerja di klinik, dia mulai mengikuti casting di akhir pekan demi mencari peluang yang lebih baik.
Pada satu kesempatan, Raline mengikuti audisi di Bangkok meski harus mencari tiket pesawat murah demi menghemat biaya.
“Ada satu audisi di Bangkok, duitnya nggak cukup dong. Malu mau minta nenek, mama. Jadinya aku cari flight yang paling murah,” tuturnya lebih lanjut.
“Ada dulu namanya Tiger Airways. Aku nggak pernah denger tuh airlines, dan aku nggak pernah harus bayar untuk air putih di airlines. Jadi aku sampai, ‘Oh dari dulu tuh ada ya kayak gini,’” lanjutnya sambil tertawa.
Dari pengalaman tersebut, Raline Shah menyadari bahwa tantangan yang dia hadapi memberikan pelajaran hidup yang berharga.
“Dari situ aku tahu, ketidaknyamanan ini lebih nyaman daripada kita di kandang emas,” pungkasnya.
Kontributor: Chusnul Chotimah