Artikel – Didit Hediprasetyo, putra Prabowo Subianto, sukses menggelar pop up store “Kurasi Merah Putih” di Plaza Indonesia. Netizen menyoroti bagaimana Didit terlihat tanpa pengawalan.
Acara yang berlangsung dari 6 hingga 10 November di mal Plaza Indonesia ini menampilkan koleksi busana dan merchandise terbaru Didit. Banyak artis seperti Nagita Slavina, Syahnaz Sadiqah, dan Giring Ganesha hadir dan memborong koleksi Didit.
Item-item unik seperti gantungan kunci bertema pahlawan dan gelang merah putih menjadi favorit. Kepopuleran koleksi Didit membuat banyak barang terjual habis hanya dalam sehari.
Dari sekian banyaknya artis yang hadir, tampak Deddy Corbuzier memilih-milih koleksi Didit sambil bersenda gurau.
“Yang lain pada ribet politik, teman gue satu ini lagi bikin pameran untuk Hari Pahlawan,” tulis Deddy di unggahannya.
Seperti yang dikatakan oleh Deddy Corbuzier, profesi Didit Hediprasetyo atau juga dikenal Didit Prabowo memang jauh dari dunia politik. Anak Prabowo dari pernikahannya dengan Titiek Soeharto ini dikenal sebagai perancang busana.
Karya-karyanya tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Dia juga kerap merancang busana untuk figur publik ternama, baik di Indonesia maupun internasional.
Netizen mengapresiasi konsistensi Didit berkarier di dunia fesyen. Mereka juga memuji aura ramah lelaki berusia 40 tahun itu karena tampak tanpa pengawal di sekitarnya.
Netizen pun membandingkan Didit dengan anak-anak Jokowi yang selalu dikawal paspampres saat ayahnya masih menjabat sebagai presiden.
“Kok nggak dikawal kayak Kaesang dan Gibran waktu bapaknya jadi presiden ya?” sindir netizen.
“Ini nggak ada paspampres yang ngawal? Beda ya sama anak-anak presiden yang sebelumnya, ke mana-mana ada yang ngawal,” ujar netizen lain.
“Serius ini nggak punya pengawal? Sebebas itu ya mas Didit. Orang juga pasti banyak yang nggak ngeh dia anak presiden,” tambah netizen.
“Enak jadi mas Didit. Walaupun bapaknya presiden, dia bebas mau jadi apa yang dia inginkan dan nggak mau ikut-ikutan politik,” sahut yang lain.
Kontributor : Chusnul Chotimah