Faby Marcelia mengonfirmasi perceraiannya dengan Revand Narya pada akhir Juli 2024. Namun saat itu, dia memilih untuk tidak menjelaskan secara rinci alasan perceraiannya.
Setelah beberapa bulan, Revand Narya akhirnya membicarakan tentang perceraiannya dengan Faby Marcelia di acara televisi.
Saat diwawancarai oleh Feni Rose di acara “Rumpi No Secret,” Revand Narya mengakui bahwa sifatnya yang cenderung cuek menjadi salah satu penyebab retaknya hubungan mereka.
Hal yang menyangkut sikapnya ini bahkan masuk dalam materi gugatan perceraian yang diajukan oleh Faby Marcelia.
“Ya itu dia, mungkin aku terlalu cuek orangnya,” ungkap Revand seperti dikutip pada Kamis (7/11/2024).
“Itu juga yang masuk gugatan sebenarnya. Terlalu cuek, jadinya ngerasa pasangan kita nggak kenapa-napa, ternyata karena menahan akhirnya sakit, asam lambung segala macam. Aku sih memang yang salah,” lanjutnya.
Revand Narya juga mengaku menyesal atas perpisahan ini, terutama karena awalnya dia beranggapan bahwa pernikahan mereka akan langgeng.
“Pastinya,” jawab Revand ketika ditanya apakah dirinya menyesali perceraiannya dengan Faby Marcelia.
“Karena aku pikir pernikahan itu seperti dalam film Snow White and Prince, jadi udah nikah, happily ever after gitu. Menikah sekali seumur hidup. Tapi ternyata setelah ada gugatan kemarin ya, berat juga sih,” ujarnya lebih lanjut.
Sambil menahan air mata, Revand menambahkan bahwa alasannya setuju untuk bercerai karena tidak ingin terus menyakiti orang yang disayanginya.
“Dia bilang aku tuh menyakiti dia,” tutur Revand sambil mati-matian menahan air matanya.
“Kalau terus dipertahankan, itu akan terus nyakitin dia. Jadi aku nggak mau nyakitin orang yang kusayangi,” pungkasnya dengan suara bergetar.
Revand Narya dan Faby Marcelia memutuskan berpisah setelah 11 tahun membangun rumah tangga. Dari pernikahan yang terjalin saat keduanya sama-sama muda ini, mereka dikaruniai dua anak.
Meskipun sudah bercerai, Faby menjaga hubungan baik dengan Revand demi anak-anak mereka. Mereka tetap berkomunikasi dan Faby mendorong anak-anaknya untuk tetap terhubung dengan ayahnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah
