JAKARTA – Curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan ini telah membuat sejumlah ruas jalan di beberapa daerah terendam banjir. Oleh karena itu, pengemudi motor sebaiknya mengetahui batas aman jika terpaksa harus melewati genangan air.
Jika pengendara sepeda motor tetap nekat melintasi genangan air, mereka bisa mengalami kerugian jutaan rupiah akibat potensi kerusakan pada berbagai komponen sepeda motor setelah menerjang banjir.
Wahid Hidayatulloh, Kepala Cabang SPD Jakarta, menjelaskan beberapa risiko yang harus diperhatikan oleh pengendara sepeda motor ketika melintasi genangan air.
Motor menerabas banjir di Jalan Bank Raya, Pela Mampang, Selasa (5/11/2024).
“Ketika pengendara memaksakan untuk melintasi banjir, ada risiko air masuk ke dalam mesin melalui lubang udara hisap (throttle body/karburator) dan menyebabkan water hammer,” kata Wahid.
“Selain itu, air juga dapat masuk ke area cvt (matik) dan menyebabkan slip saat akselerasi. Lebih parah lagi, air bisa merusak gear rasio (gardan),” tambahnya.
Wahid melanjutkan, jika sudah terjadi water hammer, salah satu solusinya adalah harus turun mesin, yang memerlukan biaya yang cukup mahal.
“Bila terjadi water hammer, piston bisa pecah dan menabrak crankcase, yang kemudian pasti akan pecah. Klep akan bengkok, dan bearing crankcase bisa aus. Di bagian CVT, vbelt dan gear rasio juga akan terpengaruh. Jika air sudah masuk ke gardan, bearing roda bisa aus, serta pengereman menjadi kurang optimal,” jelasnya.
“Otomatis harus turun mesin, dan biayanya bisa di atas Rp 1 juta. Selain itu, indent crankcase biasanya lama, bisa mencapai 3 bulan. Sedangkan jika kerusakannya belum parah, segera bawa ke bengkel terdekat,” imbuh Wahid.
Sementara itu, Andre, pemilik Workshop Dhinata Jaya Garage, mengatakan bahwa batasan aman motor melewati banjir adalah seperempat dari diameter roda.
“Jika ketinggian airnya melebihi tinggi mesin kendaraan, kemungkinan besar bisa terkena water hammer,” ungkap Andre.