JAKARTA – Tren mobil retro tahun ’80-an dan ’90-an kembali menguat dalam beberapa tahun terakhir. Sedan dan hatchback yang berusia lebih dari 30 tahun kini menjadi buruan para pecinta otomotif muda.
Mamang Mawardi, pemilik bengkel spesialis Toyota Starlet, Depok Auto Care, menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin membeli mobil tua.
Ilustrasi Toyota Starlet Kapsul
“Sebelum membeli mobil tua, penting untuk memeriksa kondisi sasis. Mobil-mobil kita mayoritas menggunakan desain monokok, yang berarti sasis dan bodi menjadi satu kesatuan. Jika mobil pernah mengalami tabrakan, ini bisa merusak posisi kaki-kaki meskipun sudah diperbaiki,” ungkap Mamang.
“Itulah salah satu kelemahan dari bodi monokok,” tambahnya.
Kemudian, penting juga untuk memperhatikan aksesoris mobil. Banyak orang yang merasa tertipu ketika membeli mobil tua dengan harga murah tetapi harus mengeluarkan biaya lebih untuk komponen yang mahal, sehingga mobil tersebut terpaksa terbengkalai saat ingin direstorasi.
“Karena banyak bagian yang hilang atau dalam kondisi buruk, pemilik harus mencari suku cadang yang sulit ditemukan atau menggunakan barang bekas,” katanya.
Ilustrasi Toyota Starlet Kapsul
“Beberapa dari perintilan ini bisa jadi malah lebih mahal dibandingkan harga mobil itu sendiri, terlebih jika kita mencari barang dari pasar JDM (Japan Domestic Market),” ujar Mamang.
Mengenai mesin, Mamang menyatakan bahwa sebenarnya pemilik tidak perlu terlalu khawatir. Saat ini banyak bengkel yang menguasai perbaikan mesin mobil tua. Pemilik hanya perlu lebih perhatian terhadap mobil mereka.
“Servis pada dasarnya tidak terlalu sulit. Sebab, mobil tua Jepang dari tahun ’80-an hingga ’90-an pada umumnya memiliki daya tahan mesin yang baik,” jelasnya.
“Mobil tidak rewel selama kita tahu bagian mana yang perlu diperhatikan. Masalah pada mobil tua seringkali terkait suhu, yang perlu dicari solusi. Hal ini bisa disebabkan oleh radiator, kompresi bocor, atau masalah sirkulasi lainnya,” tambah Mamang.
